Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Jumat

Seri Tanya Jawab: QORIN (3)

PERTANYAAN

1. Jika ada di dalam tubuh, benarkah jin qorin tidak akan akan pergi walau di Ruqyah berkali kali.

2. Kemudian pernah mendengar jin yang dalam tubuh manusia pun sesuai kemampuannya. Maksudnya dari sekian banyak jin yang ada, ada yang jadi pemimpinnya. Pernah dengar perselisihan jin nasab pada seorang anak. Jin nasab ayah dan ibu berebut ingin menguasai anak tersebut. Apakah justru kedua jin nasab tersebut atau jin lainnya dibawah pengaruh jin qorin?

3. Jadi apakah JIN QORIN INI MENJADI SUMBER SEGALA KERUKSAKAN ?




JAWABAN:
Ada beberapa hal yang perlu untuk memahaminya dulu,

1. Jin Qorin permanen itu tidak terikat
Jin Qorin (jenis) ini tidak ada perjanjian apapun yang mengikatkan dirinya dengan manusia yang didampinginya selain dia merupakan utusan resmi syaitan yang telah ditetapkan serta tidak terpisahkan hingga kematian manusianya.


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنْ الشَّيَاطِينِ قَالُوا وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ

Dari Ibnu Abbas, ia berkata; RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali telah disertai dengan qarinnya (pendampingnya) dari syaitan." mereka bertanya; "Bagaimana denganmu wahai RasuluLLaah?" beliau menjawab; "Ya (begitu pula aku). namun ALLaah telah menolongku terhadapnya sehingga dia tunduk (pendapat lain: memeluk Islam)."
(HR. Ahmad: 2209).


Sedangkan jin-jin lain yang tidak permanen (lihat penjelasan tentang Quronaa`) menyertai atau bisa masuk ke dalam diri manusia karena:
- kasab kesalahan,
- karena ikatan perjanjian atau
- karena ada celah ruang kosong dalam diri manusia itu (apapun motifnya dan alasan jin itu masuk, misalkan: dendam, senang, dan sebagainya).



2. Jin Qorin yang permanen itu tidak menetap di dalam diri (fu-aad),

jika membaik jiwa manusianya dalam ketaqwaan maka jin qorin itu menjauh dan melemah.

Ruqyah Syar'iyyah bisa menjauhkan jin qorin itu (hanya untuk sementara), kemudian dia (qorin ini) berupaya kembali lagi.

Di sinilah diantara perlunya membangun jiwa-jiwa dalam ketaqwaan.



3. Jika ada jin-jin lain (yang bukan qorin permanen) yang masuk atau "terikat" di dalam tubuh manusia kemudian dilakukan terapi (Quran, Bekam, Herbal thoyyib, dsb) dan kemudian efeknya "mengenai" jin itu maka jin itulah yang bereaksi di dalam dan dirasakan oleh manusianya.

Dan bukanlah jin qorin yang permanen.



4. Dan jika jin yang di dalam itu tidak mau/tidak bisa keluar maka perlu sekali mengetahui sebabnya.

Dan itulah gunanya mencari data dan menggalinya di awal proses terapi (pelajari tentang: Anamnesis, Diagnosis, Prognosis).



5. Jin nasab termasuk yang tidak permanen. Ada di dalam atau menyertai karena adanya ikatan perjanjian.

Dan bahwa seseorang itu mendapat dorongan fujur karena keberadaan jin/syaitan qorinnya.

Akan tetapi alasan/sebab keberadaan jin nasab itu bukan terkait langsung dengan qorin-qorin manusianya tetapi dari ikatan perjanjian di masing-masing jalur leluhurnya.

Apakah dari jalur ayah atau jalur ibunya atau dari keduanya.

Kasus di atas menunjukkan si anak memiliki "wadah besar" yang diperlukan oleh kedua jalur jin nasabnya.

Kemungkinan dikehendaki oleh masing-masing jalur itu untuk menempati posisi kepemimpinan  (raja/ratu atau pasangan raja-ratu).

Dan itu artinya hulu balangnya ikut menyertai sebagai penjaga-penjaga sang raja/ratu atau pasangan raja-ratu).

Karena kuat-lemahnya jin Qorin (permanen) itu dipengaruhi oleh keadaan iman taqwa seseorang, jadi sumber kerusakan itu buka di jin qorinnya tetapi di ......... siapakah?


Simak QS. Qaf (50): 27-29

قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَٰكِنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ
قَالَ لَا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيدِ
مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

Qorin (jin) yang menyertainya berkata : "Ya Robb kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
Allah berfirman: "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu".
Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.

Yang satu fungsi (fu-aad) dan yang satu materialnya (qolb)..

Lihat perbandingan di 3 ayat di atas.


WaLLaahu a'lam



H. Riyadh Rosyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar