Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Rabu

Seri Tazkiyatun Nafs: Zhan (Kecurigaan)

إِيَّاكُمْ وَالظَّن
BERHATI-HATILAH TERHADAP ZHAN 




يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan zhan (kecurigaan), karena sebagian dari zhan itu dosa. [QS. Al-Hujurat (49): 12]


Zhan menjadi celah besar terbukanya pintu syaithan. Dan syaithan adalah makhluk ALLaah yang paling fasiq. Karenanya di ayat yang keenamnya ALLaah swt berfirman agar kita meredam apapun lintasan berita yang berpotensi membuka celah zhan dengan melakukan tabayyun dan berbaik sangka,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
[QS. Al-Hujurat (49): 6]



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ، وَلاَ تَحَسَّسُوْا، وَلاَ تَجَسَّسُوْا، وَلاَ تَنَافَسُوْا، وَلاَ تَحَاسَدُوْا، وَلاَ تَبَاغَضُوْا، وَلاَ تَدَابَرُوْا، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهَ إِخْوَانًا كَمَا أَمَرَكُمْ، الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخْذُلُهُ، وَلاَ يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هَهُنَا، التَّقْوَى ههُنَا -يُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ- بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ، إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ، وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

“Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda: Hati-hati kalian dari persangkaan yang buruk (zhan) karena zhan itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah saling mendiamkan atau kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Jangan kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad, saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba ALLaah yang bersaudara sebagaimana yang Dia perintahkan. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi saudaranya, jangan pula tidak memberikan pertolongan/bantuan kepada saudaranya dan jangan merendahkannya. Taqwa itu di sini, takwa itu di sini.” Beliau mengisyaratkan (menunjuk) ke arah dadanya. “Cukuplah seseorang dari kejelekan bila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain, haram darahnya, kehormatan dan hartanya. Sesungguhnya ALLaah tidak melihat ke jasad kalian, tidak pula ke rupa kalian akan tetapi ia melihat ke hati-hati dan amalan kalian.”
(HR. ِAl-Bukhari no. 6066 dan Muslim no. 6482)



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ
إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِإُمَّتِي مَا حَدَثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَـمْ يَتَكَلَّمُوْا أَوْ يَعْمَلُوْا بِهِ

Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda: Sesungguhnya ALLaah memaafkan bagi umatku apa yang terlintas di jiwa mereka selama mereka tidak membicarakan atau melakukannya.”
(HR. Bukhari no. 2528 dan Muslim no. 327)



عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ. قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Hurairah radhiyaLLaahu ‘anhu, RasuluLLaah ﷺ bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “ALLaah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi ﷺ, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.”
(HR. Muslim no. 2589).

________



Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu berdasarkan pendapat mayoritas ulama, menukil dari Al-Mahdawi, bahwa zhan yang buruk terhadap orang yang lahiriahnya baik tidak dibolehkan. Sebaliknya, tidak berdosa berzhan yang jelek kepada orang yang lahiriahnya jelek.
(Al Jami’ li Ahkamil Qur`an, 16/218)


Ibnu Hubairah Al-Wazir Al-Hanbali berkata, “Demi Allah, tidak halal berbaik sangka kepada orang yang menolak kebenaran, tidak pula kepada orang yang menyelisihi syariat.”
(Al-Adabus Syar’iyyah, 1/70)


Al-Imam An-Nawawi berkata menjelaskan ucapan Al-Khaththabi tentang zhan yang dilarang dalam hadits,
“Zhan yang diharamkan adalah zhan yang terus menetap pada diri seseorang, terus mendiami hatinya, bukan zhan yang sekadar terbetik di hati lalu hilang tanpa bersemayam di dalam hati. Karena zhan yang terakhir ini di luar kemampuan seseorang. Sebagaimana yang telah lewat dalam hadits bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memaafkan umat ini dari apa yang terlintas di hatinya selama ia tidak mengucapkannya atau ia bersengaja.”
(Al-Minhaj, 16/335)


Sufyan rahimahullahu berkata, “Zhan yang mendatangkan dosa adalah bila seseorang berzhan dan ia membicarakannya. Bila ia diam /menyimpannya dan tidak membicarakan nya maka ia tidak berdosa.”

Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata bahwa zhan yang dilarang adalah zhan yang murni /tidak beralasan, tidak dibangun di atas asas dan tidak didukung dengan bukti.
(Ikmalul Mu’lim bi Fawa`id Muslim, 8/28)



H. Riyadh Rosyadi

Kamis

SERIAL NAFS: IKHTIAR Pembebas, Pembersih dan Pengembali Nafs

Setelah melakukan RID, biasakan diikuti dengan Ikhtiar Pengembalian Nafs disingkat ikhtiar nafs dengan diawali membaca istighfar dan beberapa ayat. Klien bisa diajak bersama membacanya:

1. Istighfar beberapa kali

2. Ayat-ayat untuk pembatal perjanjian, misal:


بَرَاءَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Baroo atumminaLLaahi warosuulihi ilalladziina ‘aahadtum minal musyrikiin 

(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).
[Qs. At-Taubah (9): 1]



إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ

Idz tabarro alladziinattubi’uu minalladziinattaba’uu waroawul ‘adzaaba wataqotto’at bihimul asbaab

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.
[Surat Al-Baqoroh (2): 166]



…. إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ ….

Innaa buroaaa-u minkum wa mim maa ta’buduuna minduuniLLaah

…."Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah,”….
[Surat Al-Mumtahana (60): 4]



3. Ayat-ayat untuk pembatal sihir, misal: 

فَلَمَّاۤ اَلْقَوْا قَالَ مُوْسٰى  مَا جِئْتُمْ بِهِ ۙ  السِّحْرُ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ سَيُبْطِلُهٗ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ  الْمُفْسِدِيْنَ
fa lammaaa alqou qoola muusaa maa ji`tum bihis-sihr, innalloha sayubthiluh, innalloha laa yushlihu 'amalal-mufsidiin

"Setelah mereka melemparkan, Musa berkata, Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan kepalsuan sihir itu. Sungguh, Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang berbuat kerusakan."
[QS. Yunus 10: Ayat 81]


2 Qul (Qs. Al-Falaq dan An-Nas)


_______________________________________


IKHTIAR NAFS

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillaahir-rohmaanir-rohiim

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
[QS. Al-Fatihah (1): 1]



Berikut, doa dan ayat-ayat terkait dengan Nafs

Dibaca setelah selesai Ruqyahan secara umum..
____________




IKHTIAR
Pembebas, Pembersih dan Pengembali Sukma

Silakan dibaca dengan sungguh-sungguh memohon kepada ALLaah swt berkenan membebaskan dan mengembalikan jiwa-jiwa (sukma-sukma).

Jika sempat, silakan dahului dengan sholat sunnah dua rokaat (sholat sunnah mutlak) memohon pertolongan ALLaah swt..

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ
________


Kemudian baca,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

‎وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ نَصِيرًا

Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).
[QS. An-Nisa (4): 45]




Awali dengan Hamdalah dan sholawat.



Baca Quran Surat Al-Fath (48): 1 beberapa kali

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا

Inaa fatahnaalaka fat-ham mubiinaa

Sesungguhnya Kami telah kemenangan/pembukaan/pembebasan kepadamu kemenangan/pembukaan/pembebasan yang nyata. 




Baca Quran Surat An-Nasr (110): 1 beberapa kali

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

Idzaa jaaa-a nashruLLaahi wal fath

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan/pembebasan. 




Baca Quran Surat Al- A'af (7): 89 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

 وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ  عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا   ۗ  رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَـقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفٰتِحِيْنَ

wasi'a robbunaa kulla syai`in 'ilmaa, 'alallohi tawakkalnaa, robbanaftah bainanaa wa baina qouminaa bil-haqqi wa anta khoirul-faatihiin

Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik."



Baca Quran Surat Al-Isra' (17): 80-81 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

waqur Robbi adkhilniy mudkhola shidqin wa-akhrijniy mukhroja shidqin waj'al liy mil-ladunKa sulthoonan nashiiroo

Dan katakanlah: "Ya Robb-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.


وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

waqul jaaa-al haqqu wazahaqol baathil, innal baathila kaana zahuuqoo

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. 





Baca Doa Tazkiyyah (3×)

ٱللّٰهُمَّ آتِ أَنْفُسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَّكِّهَا فَأَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا.

ALLaahumma aati anfusanaa taqwaahaa, wa zakkihaa fa Anta khoiru man zakkaahaa, Anta waliyyuhaa wa mawlaahaa.

Ya ALLaah berikan kepada jiwa kami ketaqwaannya, bersihkanlah jiwa kami dan Engkaulah yang mampu membersihkan dengan sebaik-baiknya. Engkaulah pelindung jiwa dan Engkaulah pemiliknya. [HR. Muslim]




Baca Doa Pengembalian Nafs (3×)

رَبَّنَا أَرْسِلْ إِلَيْنَا أَنْفُسَنَا وَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهٖ عِبَادَكَ ٱلصَّالِحِيْنَ...

Robbanaa arsil ilainaa anfusanaa wahfazh-haa bimaa tahfazhu bihii 'ibaadaKash shoolihiin..

Ya ALLaah, kirimkanlah kembali kepada kami jiwa-jiwa kami itu dan jagalah dia (jiwa-jiwa itu) sebagaimana Engkau menjaga hamba-hambaMu yang shalih.




Panggil Nafs dengan nama ALLaah..

بسم الله الرحمن الرحيم

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ ... إِرْجِعِيْ 

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ ... إِرْجِعِيْ 

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ ... إِرْجِعِيْ 



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Yaa ayyatuhan nafs.. irji'iy.. (3×)

"Wahai nafs, kembalilah (ke tempatnya)"



Baca Quran Surat Yusuf (12): 83 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا  ۚ  إِنَّهُۥ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

'asallohu ay ya`tiyanii bihim jamii'aa, innahuu huwal-'aliimul-hakiim

"Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."



Baca Quran Surat Al-Baqoroh (2): 260 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا  ۚ  وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

tsummad'uhunna ya`tiinaka sa'yaa, wa'lam annaLLooha 'aziizun hakiim

"kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."



Baca Quran Surat Al-Baqoroh (2): 148 beberapa kali

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Ainamaa takuunuu ya`ti bikumuLLaahu jamii'aa, innaLLaaha 'alaa kulli syai-in qodiir

Di mana saja kalian berada pasti ALLaah akan mengumpulkan kalian semua. Sesungguhnya ALLaah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 



Kemudian Doa,

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ ، وَنََعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ والْبُخْلِ ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

ALLoohumma innaa na'uudzubika minal hammi wal hazani wa na'uudzubika minal 'ajzi walkasali wa na'uudzubika minal jubni wal bukhli wa na'uudzu bika min gholabatid daiyni waqohrir rijaali

“Ya ALLaah kami berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesusahan, dan kami berlindung pada-Mu dari kelemahan dan sifat malas, dan kami berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari hutang yang tak mampu ditanggung serta kesewenangan orang.”



Doa Kesembuhan:

ُ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

ALLaahumma Robban naasi adzhibil ba`sa isyfi wa antas syaafi laa syifaa-a illa syifaa-uka syifaa-an laa yughaadiru saqomaa

Ya ALLaah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan sakit lainnya.


Akhiri dengan Hamdalah dan sholawat.

_________________


KH. Riyadh Rosyadi