Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Senin

Seri Pengalaman TQ: Pengaruh Tokoh Kartun Itu Akhirnya Hilang

[Pengalaman Praktek Harian Terapi Quran]


Jagoan kecil kami senang sekali mengikuti cerita kartun Boboiboy. Tidak bosan dia melihatnya berulang-ulang melalui hp atau tv. Tak heran jika dia mampu menirukan semua gerakannya, bahkan menghafal dialog yang dilakoni tokoh kesukaannya itu.
Hal tersebut berlanjut dengan koleksi mainan dan baju-bajunya yang bergambar tokoh tersebut.
Awalnya saya pikir itu hal biasa, yang lumrah dilakukan anak-anak. Tapi setelah mengikuti Ta'lim Terapi Quran yang lalu, baru saya ketahui kalau hal tersebut akan mempengaruhi jiwanya karena ditunggangi setan dibalik tokoh tersebut.

Saya pun tersadar, mengapa selama ini jagoan kami kerap bercanda dengan gerakan beladiri ala "Boboiboy", bahkan tidak jarang melukai kakaknya dengan gerakan-gerakan tersebut.

Kuputuskan untuk membersihkan semua barang di rumah dari tokoh kartun tersebut, sambil memberi pengertian kepada si kecil agar tidak lagi menyimpan benda-benda tersebut.

Saya pun mulai melakukan RID (Ruqyah Indzar Da'awy) mandiri dengan tujuan membersihkan anak-anakku dari pengaruh tokoh kartun yang mereka sukai.

AlhamduliLLaah... biidzniLLaah, saat ini si kecil sudah tidak lagi mengikuti gerakan tokoh yang dia sukai, lebih mudah menerima pemahaman untuk beribadah, melakukan amalan-amalan rutin seperti ke Masjid setiap waktu sholat, dan membaca Al-Quran.

Minggu

Seri Pengalaman TQ: Alhamdulillah, Yang Selama Ini Mencintaiku Akhirnya Pergi Meninggalkanku

[Pengalaman Harian Praktek Terapi Quran]


Berawal dari Ta'lim rutin yang kami lakukan setiap Jum'at pagi.
Saat itu, ustadzah sedikit membahas tentang Terapi Qur'an.
Belumlah sampai pada pokok bahasan, tiba-tiba saja aku tidak bisa mengendalikan diri untuk berteriak.

"panas... panaas... udah jangan diterusin ustadzah..."

Itu kata-kata yang keluar dari mulut saya.
Teman-teman ta'lim spontan kaget bercampur takut melihat saya.

Ustadzah meminta kami untuk berwudlu dan mulai proses Ruqyah secara jamaah.
Kepala saya terasa sakit sekali sampai ruqyah selesai, saya pun muntah-muntah.

Setelahnya, aku semakin intens belajar meruqyah diri sendiri. Tidak jarang, setiap kali ada percakapan tentang ruqyah, seperti ada penolakan dalam diri saya dan merasa tidak nyaman.

Beberapa hari lalu, saya kembali mengikuti proses ruqyah bersama beberapa orang lainnya. Begitu membaca ayat-ayat pemutus, kembali saya berteriak, dan ternyata baru didapati ada jin yang cinta pada saya, dan selalu mengikuti saya entah sudah berapa lama.

AlhamduliLLaah, jin tersebut mendapatkan hidayah ALLaah dan bersyahadat lalu meninggalkan tubuh saya.

MasyaALLaah... Setelah ruqyah tersebut, saya rasakan perbedaan yang signifikan pada malam harinya.
Saya bisa tidur dengan nyenyak, padahal sebelumnya saya selalu resah dan kepala sakit.

Terima kasih Ya ALLaah, dengan ijinMu kau bebaskan diriku dari gangguan jin yang selama ini mencintaiku.


Seri Pengalaman TQ: Rasa Takut Saat Mendengar Cerita Terapi, Sekalipun Sedih Akhirnya Diapun Pamit Pergi

[Pengalaman Harian Praktek Terapi Quran]



Tidak jauh berbeda dengan pengalaman teman saya kemarin, kami menjalani Terapi Qur'an untuk pertama kali ketika waktu Ta'lim Bahasa Arab rutin.

Jika teman saya mulai bereaksi saat memulai perbincangan tentang Terapi Qur'an, sementara saya merasakan ketakutan yang amat sangat, kaki tangan terasa dingin penuh rasa khawatir.

Saat itu, ustadzah mencoba menenangkan dan meyakinkan kami bahwa kita memiliki kendali penuh atas diri ini. Jangan biarkan mahluk lain mengendalikan kita apalagi sampai mengganggu aktifitas dan ibadah.

Ketika ayat-ayat pemutus dibacakan, saya seakan tidak terkendali dan berteriak, saya merasa sedih sekali dan menangis. Padahal saya sendiri tidak sadar apa yang sebenarnya terjadi pada diri saya.

AlhamduliLLaah, setelah proses Terapi Qur'an selesai, si sedih yang ada dalam diri saya ikut menyatakan syahadat dan keluar dari tubuh saya.
Pandangan mata terasa lebih terang, bahupun ringan.

Sejak itulah saya mulai tertarik mendalami ilmu Terapi Qur'an dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, karena sadar sekali diri ini masih banyak yang membelenggu dan berupaya agar jauh dari ALLaah.


Seri Pengalaman TQ: Syukur PadaMu Yaa Robb, Suamiku Berubah

[Pengalaman harian Praktek Terapi Quran]


Setelah merasakan beberapa perbaikan pasca terapi quran pertama yang lalu, saya terfikir tentang keadaan rumah tangga saya.
Saya yang tengah berusaha berhijrah, ingin mengamalkan semua tuntunan agama secara kaffah tapi terasa belum bisa berjalan seiring dengan suami.

Lalu teringat ketika saat ta'lim disampaikan, bahwa RID (Ruqyah Indzar Da'awy) bisa digunakan untuk membantu orang lain meskipun dari kejauhan tanpa sepengetahuannya, sayapun mencoba mengamalkannya dengan niat ingin membantu suami agar terlepas dari belenggu-belenggu yang membuatnya malas dan berat melakukan ibadah.

Setelah beberapa hari saya rutinkan membaca RID tersebut, AlhamduliLLaah... ALLaahu Akbar... kami melihat sendiri begitu banyak perubahan dalam ibadah pada suami saya.

Jika azan berkumandang, dia yang lebih dahulu mengingatkan kami untuk sholat di awal waktu kemudian dia bergegas ke masjid.

 MasyaALLaah... Hidayah dan taufiq adalah milik ALLaah, dan rupanya ALLaah berikan kepada suami melalui ikhtiar Terapi Qur'an ini.

Saya semakin yakin, mendoakan dan membantu orang lain dengan ikhlas, tanpa sepengetahuannya akan berbalas 'imbalan' tidak terduga dari ALLaah.

Alhamdulillahilladzi bini'matihii tatimmus shoolihaat.

......
*catatan:
RID adalah Ruqyah Indzar Da'awi, meruqyah dengan memberi peringatan kedakwahan.

Seri Pengalaman TQ: Doa dan Ikhtiar Seorang Ibu Tak Tertolak

[Pengalaman praktek Terapi Quran]


Peristiwa dialami oleh seorang ibu di Cirebon.

Kisah ini terjadi pada salah seorang sahabat saya yang saat itu tengah dilanda masalah dengan anak laki-lakinya.

Sahabat saya tengah mencurahkan isi hatinya, tentang kesedihan dan kekhawatiran seorang ibu tentang anak laki-lakinya yang sudah 2x pergi meninggalkan rumah. Kali ini si anak pergi karena marah orangtuanya tidak menuruti permintaannya agar dibelikan motor.

Tidak terbayang bagaimana sedihnya hati seorang ibu, manakala buah hatinya pergi meninggalkan rumah, tanpa kata tanpa pamit dan tanpa kabar sampai hari kelima.

Singkat cerita, saya anjurkan sahabat saya agar melakukan RID (Ruqyah Indzaar Da'awy) khusus untuk anaknya.
Ditujukan pada mahluk yang membuat hati anak tersebut keras tidak mau mendengar nasihat orangtuanya.

Setelah beberapa hari, sahabat saya mengirim pesan mengatakan bahwa anaknya tengah berada di Jakarta. Si anak bercerita bahwa dia tersesat, dan ditemani seorang laki-laki yang mengantarnya sampai ke sebuah warnet.

Setelah si anak dijemput dan bertemu dengan kedua orangtuanya, Ibunya masih terus melanjutkan RID setiap malam untuk anaknya.

Beberapa minggu tidak berkabar, saya coba menghubungi sahabat saya dan menanyakan kabar perkembangan anaknya.

 AlhamduliLLaah... Kabar baik yang saya dengar. Dia bercerita kalau saat ini anaknya sudah mulai kembali sholat ke masjid, mau mendengarkan setiap perkataan orangtuanya dan tidak lagi berkata kasar/membantah orangtuanya.

MasyaALLaah... begitulah usaha seorang ibu. Dengan doa-doanya, ikhtiarnya melakukan RID untuk buah hatinya mengetuk pintu langit dan membuka hati anak tersebut kembali kepada jalan yang benar.


*catt: _RID adalah Ruqyah Indzar Da'awi, meruqyah dg memberi peringatan kedakwahan_

_______

Seri Pengalaman TQ: Dokter Itupun Semakin Yakin

[Pengalaman harian Praktek Terapi Quran]

Diceritakan oleh seorang dokter, di Tangerang Selatan.

Sepekan setelah saya mengikuti Ta'lim Terapi Qur'an yang diadakan di Tangerang, saya mendapat panggilan visit salah seorang pasien tumor paru.

Menurut keluarganya malam itu dia merasa sesak, dadanya sakit dan terasa panas.
Saat saya tiba di rumahnya, nafas tengah tersengal-sengal dalam keadaan jongkok karena sudah tidak mampu berdiri tegak atau duduk.

Saya yang sebagai dokter umum, merasa tidak memiliki kekuatan apapun untuk menolongnya, dalam kacamata kami, pasien ini perlu segera dibawa ke RS dan ditangani dokter spesialis penyakit dalam. Dia memerlukan oksigen sebagai bantuan pernafasan pertamanya.

Namun karena kondisi saat itu tidak memungkinkan, saya mohon ijin keluarga untuk mendoakannya.

Teringat ta'lim Terapi Qur'an yang lalu, saya bacakan beberapa surat Al-Quran dan ditiupkan pada telapak tangan saya lalu diusapkan ke dada pasien, sambil terus menerus saya ulang dan memohon pertolongan ALLaah.

 MasyaALLaah... Allahu Akbar...
pasien tersebut berkata "Adem bu dokter... dada saya terasa lebih nyaman dan bisa bernafas.."

Maha besar ALLaah, yang memberikan pertolonganNya melalui ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan.
Setelahnya, saya tetap menyarankan pasien tersebut agar mendapatkan pertolongan ke RS terdekat.

Seri Pengalaman TQ: Gangguan Hilang, Jiwapun Tenang

[Pengalaman Harian Praktek Terapi Quran]


 Kisah seorang ibu rumah tangga di Tangerang Selatan.

Beberapa tahun lalu, ketika menyetir mobil, saya mengalami kantuk luar biasa dan tertidur. saya terbangun setelah menabrak mobil yang ada di depan, dan ternyata menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Bahkan  mobil yang tertabrak baru saja keluar dari dealer yang dibeli secara cash tanpa asuransi.

Tidak terbayang berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki kedua mobil itu. Saya terpaksa merelakan menunda impian untuk berkunjung ke BaituLLaah dan mengambil semua tabungan bahkan terpaksa berhutang untuk menutupi semua biaya kerusakan.

Tahun itu saya memang sedang menjalani proses Terapi Quran secara mandiri atau dibantu beberapa rekan karena terindikasi mengalami gangguan sihir akibat hasad seseorang.

Terapi Quran, bagi saya tidak hanya mendekatkan pada kesembuhan, tetapi juga menguatkan jiwa dan spiritualitas saya sampai saat ini.

Dengan ayat-ayat yang saya baca, semakin membuat saya mencoba ikhlas menjalani taqdir yang ALLaah tetapkan.

 MasyaAllah... Allahu Akbar... Beberapa bulan setelah kecelakaan yang saya alami itu, ALLaah memberikan kemudahanNya, membuka pintu-pintu rejekiNya dari berbagai penjuru dan impian saya mengunjungi Haromain terwujud dengan cara yang tidak terduga, hutangpun terlunasi diluar kalkulasi saya sebagai manusia.

Semakin yakin diri ini dengan ayat-ayatNya, dibaca, ditadabburi dan diamalkan sungguh merupakan terapi yang sesungguhnya bagi setiap jiwa.

 (وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا)

dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada ALLaah, niscaya ALLaah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya ALLaah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, ALLaah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.
[Surat At-Talaq 3]


Seri Pengalaman TQ: Membantu Orang Lain, Diri Sendiri Terobati


[Pengalaman Harian Praktek Terapi Quran]


Dikisahkan oleh seorang Terapis Qur'an di daerah Tangerang Selatan.

Beberapa hari lalu, seorang ibu muda datang ke rumah saya dengan maksud berkonsultasi tentang permasalahannya dan melakukan Terapi Qur'an.
Terlihat wajahnya begitu hitam legam, menanggung beban berat yang selama ini menjadi masalah hidupnya.

Selama proses Terapi Quran, terjadi beberapa reaksi aktif dan dialog dengan mahluk pengganggunya, diakhiri syahadat dan muntah-muntah.

Kami lanjut melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Sebelum bergegas pulang, si ibu melihat wajahnya di cermin dan mengatakan "kok wajah saya berubah ya bu? Sekarang lebih cerah?".

MasyaAllah. Sebenarnya itupun yang saya lihat perbedaan jelas pada wajah, sebelum dan setelah melakukan Terapi.

Lain lagi dengan diri saya, beberapa hari sebelumnya tengah merasakan sakit kepala dan sariawan yang tak kunjung menghilang, sehingga mempengaruhi selera makan dan sulit berbicara.

 Allahu Akbar... Setelah menterapi ibu tersebut, semua keluhan itupun hilang seketika. Sakit kepala mendadak hilang, sariawan masih tetap tapi tidak lagi terasa panas dan perih.

 AlhamduliLLaahilladzi bini'matihii tatimmush shoolihaat.

Semakin yakin dengan hadits nabi, yang mengatakan:
Barangsiapa melepaskan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba tersebut menolong saudaranya. (HR. Muslim).

Seri Pengalaman TQ: Huruf-huruf Surat Al-Kahfi Mengecil Berhimpit... Akhirnya Kembali Jelas Terbaca

[Pengalaman Harian Praktek Terapi Quran]


Dalam ta'lim kami selalu diingatkan, bahwa hizbus syaithon tidak akan pernah lelah dan berhenti menggoda kita dalam beribadah. Sebagaimana sifatnya, yang ingin menjauhkan manusia dari ALLaah.

Pada suatu malam Jumat, ketika hendak  membaca surat Al-Kahfi, saya merasakan berat sekali membacanya. Huruf-huruf dalam Al-Quran terlihat begitu kecil dan menempel satu sama lain. Padahal Al-Quran yang saya pakai sama dengan yang bisa dipakai setiap hari.

Kembali teringat bahasan kami tentang Terapi Qur'an dan anjuran guru kami, saya coba membaca Al-Fatihah dan 3 Qul (Al-ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas) lalu ditiupkan ke telapak tangan dan kuusapkan ke kedua mata saya.

MasyaAllah...
ALLaah mengembalikan penglihatan saya seperti semula dan terasa terang. Huruf-huruf dalam Al-Quran tersebut kembali menjadi jelas sehingga saya mampu menyelesaikan bacaan Al-Kahfi pada malam itu.

 AlhamduliLLaah...biidzniLLaah

________

Jumat

Seri Pengalaman TQ: Heran, Sakit Telapak Kaki Sembuh - Dengan Izin ALLaah

[Pengalaman Harian Praktek Terapi Quran]


Ada percakapan ringan dalam sebuah grup Majelis Ta'lim tempat kami belajar pagi ini. Seorang ibu mengeluhkan sakit di telapak kakinya yang sudah 2 hari belum juga sembuh, lalu bertanya ayat apa yang sebaiknya dibaca?
Kujawab, bacakan saja ayat-ayat biasa yang sudah dipelajari dengan penuh keyakinan bahwa ALLaah yang akan menyembuhkan melalui Ayat-ayat tersebut.

Menjelang ta'lim, saya datang sedikit terlambat karena harus berteduh menunggu hujan deras pagi ini. Beberapa jama'ah sudah berkumpul menunggu, tiba-tiba ibu tersebut menghampiri dan berkata "ustadzah, alhamduliLLaah kaki saya sudah sembuh. Kok bisa yaa...?"

" Kok ibu ragu? Bukankah ALLaah yang Maha Penyembuh?"
Saya balik bertanya...
Terlihat ibu itu masih terbengong, bahkan sampai ta'lim berakhir masih terheran-heran dengan mu'jizat Alqur'an yang baru saja dirasakannya.

Sabtu

Pemutus (hubungan/perjanjian) Masuk dalam Ungkapan Baro-ah


Sebagaimana penegasan NabiyuLLaah Ibrahim dan para Mukminin yang membersamai beliau..

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ

إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya,

Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain ALLaah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada ALLaah saja,”

kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, ”Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) ALLaah terhadapmu.” (Ibrahim berkata), “Ya Robb kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,
[QS. Al-Mumtahanah (60): 4]

Bisa dengan membacakan ayat-ayat terkait dengan baro-ah.
Bisa dengan redaksi yang disusun sendiri, apakah itu bahasa arab atau selainnya yang bisa dipahami.
(Keduanya juga masuk dalam kaidah Ruqyah Syar'iyyah).

Jadi tidak perlu merasa lebih baik menggunakan yang ini kerena sudah terbukti.. Dan tidak perlu menggunakan yang itu karena merasa ribet atau aneh..

Gunakan saja semuanya yang benar, baik dan bermanfaat.
Karena tidak setiap situasi itu sama perlakuannya. Dan tidak semua perlakuan itu harus sesuai situasinya. Mohonlah selalu kemudahan kepada ALLaah swt..
____________________


Tentang kisah sahabat mulia Sawaad bin Qoorib radhiyaLLaahu 'anhu...

perlu dicermati lagi cara pandangnya..

1. Ada riwayat yang menyebutkan sahabat Sawaad bin Qoorib  سواد بن قارب  itu dari Yaman dan ada yang menyebut sebelumnya tinggal di India (yang diriwayatkan dalam tafsir Ibnu Katsir). Yang benar adalah dari Yaman.

2. Pertanyaan Umar bin Khattab kepada Sawaad bin Qoorib (radhiyaLLaahu 'anhumaa) itu terjadi setelah Umar sebagai Amirul Mukminin, artinya setelah lebih dari 2 tahun setelah Islamnya Sawaad. Dan dari riwayat Imam al-Bayhaqi sebagaimana yang tercantum dalam tafsir Ibnu Katsir, kalimatnya sebagai berikut:

هل يأتيك رئيك الآن؟ فقال "منذ قرأت القرآن لم يأتني ونعم العوض كتاب الله عز وجل من الجن"

"Apakah 'prewanganmu' itu masih juga datang kepadamu?" Sawad menjawab, "Sejak aku membaca Al-Qur'an, dia tidak pernah lagi datang kepadaku. Dan sebaik-baik pengganti dari jin adalah Kitabullah."


Yang ingin membaca kisah lengkapnya di:

http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=324700

Atau di sini,

http://kisahmuslim.com/2701-jin-yang-shalih-mengamalkan-ketaatan.html

====================


Mencermati dengan cermat kisah Islamnya sahabat Sawaad bin Qoorib radhiyaLLaahu 'anhu..

Mengingat banyaknya postingan terkait dengan kisah sahabat Sawaad bin Qoorib radhiyaLLaahu 'anhu seorang mantan dukun yang beriman dan dikaitkan dengan pelepasan jin khodam/prewangan, maka perlu disampaikan penjelasan berikut..

Apakah betul secara fakta bahwa melepas jin khodam (baik dari sumber nasab maupun kasab/amalan perbuatan) dengan cara ruqyah (dan pemutusan ikrar) itu dikesankan sebagai suatu cara yang bukan lebih sederhana dan lebih mudah?

Betul, bahwa berinteraksi dengan Al-Quran adalah kebaikan luar biasa besar dalam membentuk jiwa. Sebagai suatu tazkiyyah yang dibutuhkan dari segala jenis kotoran baik yang lama ataupun yang baru.

Namun mendasari kisah sahabat Sawaad bin Qoorib radhiyaLLaahu 'anhu seorang mantan dukun terkenal yang kemudian berIslam, lalu menyimpulkan bahwa "ruqyah dan ikrar pemutus" dikesankan sebagai suatu yang kurang sederhana dan kurang menenangkan hati dibandingkan dengan mengisi hati dan diri dengan Al-Quran serta menjadikannya sebagai "sahabat" dalam keseharian - kemudian disebutkan bahwa khodam/prewangan dari bangsa jin akan pergi dengan sendirinya, maka perlu Mencermati kisah itu dengan lebih cermat lagi.
_________________


Kisah Dukun yang berIslam di hadapan Nabi: Sawaad bin Qoorib سواد بن قارب  radhiyaLLaahu 'anhu

1. Sawaad bin Qoorib dulunya adalah seorang dukun besar, selain itu juga dikenal sebagai penyair.

2. Jin prewangan sahabat Sawaad bin Qoorib itu sudah Islam terlebih dulu daripada Sawaad.

3. Beberapa kali jin itu mendorong Sawaad untuk menemui Nabi dan agar Sawaad beriman (jin itu yang mendakwahi Sawaad dengan caranya - bersyair)

4. Dialog Sawaad dengan Umar bin Khatthab tersebut terjadi setelah Umar menjadi Amirul Mukminin. Artinya itu sudah lebih dari 2 tahun semenjak keislamannya.
___________


Detail membaca informasi sangat diperlukan dalam melengkapi berbagai variabel yang mempengaruhi terjadinya suatu peristiwa. Variabel-variabel penting itu nantinya dibuuhkan untuk membuat analisa atau kesimpulan yang lebih akurat.

1. Dengan berIslam-nya lebih dulu jin prewangan Sawaad (radhiyaLLaahu 'anhu), menjadikan semua ikatan-ikatan batil antara mereka terputus. Setidaknya dari pihak jin-nya.

2. Dengan berIslamnya Sawaad, menyempurnakan terlepasnya ikatan itu dari pihak dirinya.

3. Totalitasnya melepas masa lalunya (perhatikan dialognya dengan sahabat Umar bin Khaththab radhiyaLLaahu 'anhu) mengelupas dan menghapus segala jejak masa lalunya yang pekat (sebagai dukun besar yang terkenal) yang akrab dengan jin perewangannya itu.

4. Sawaad yang dulunya selain dukun adalah juga seorang penyair. Interaksi Sawaad dengan Al-Quran yang kuat dan penuh nikmat itu tidak lepas dari dua latar belakang itu. Kekuatan Al-Quran dari dua aspek yang menjadi latar belakang kehidupan Sawaad bin Qoorib dirasakan oleh Sawaad menjadikannya cukup, tidak membutuhkan sumber kekuatan dari manapun lagi. Apalagi jin prewangannya sudah berIslam terlebih dahulu.
______________


Pelajaran 1

Sudahkah orang-orang yang selama ini memiliki ikatan kerjasama dengan jin kafir/fasiq mengalami yang dialami oleh sahabat Sawwad bin Qoorib...? (jin prewangannya Islam lebih dulu, bahkan kemudian mendakwahinya untuk berIslam).
Bukan hanya statusnya yang sama punya prewangan.

Kata kunci: Jin khadamnya Sawaad sdh Islam lebih dulu dan mendakwahinya, terlepas hubungan batilnya.
Dan inilah yang juga membuat Umar bin Khattab takjub dengan kisah keislamannya Sawaad.


Fakta,
Orang-orang yang sudah lama aktif dalam kajian keislaman dan dakwah, juga aktif membaca Al-Quran dan mengajarkannya, tidak sedikit yang masih melekat jin penyertanya (disadari/tidak oleh dirinya) baik dari jalur leluhur maupun amalan-amalan batil masa lalu..

Itu yang terjadi, berulang dan banyak dialami oleh para aktivis dakwah. Termasuk kepada para terapis Ruqyah yang juga aktivis dakwah. Pengulangan dalam jumlah yang banyak adalah POLA.


Pelajaran 2
Manakah cara yang lebih sederhana bagi orang-orang yang ingin segera bersih dari masa lalunya yang mempunyai ikatan-ikatan batil seperti itu, sementara mereka awam, tidak terbiasa berinteraksi dengan Al-Quran; (pilih)

A. Diruqyah secara intensif dengan berbagai cara yang sudah dikenal selama ini, kemudian juga dibimbing agar dekat dan nikmat dengan Al-Quran
Ataukah,

B. Cukup hanya disuruh banyak membaca Al-Quran, mempelajarinya, dan seterusnya... padahal yang bersangkutan tidak bisa membaca Al-Quran dan tidak terbiasa dengan itu. Dan untuk bisa seperti itu perlu proses yang panjang..



Jika dijumpai banyak sekali aktivis dakwah yang masih "nyangkut" jin-nya yang dulu terikat dengan perjanjian masa lalunya (baik nasab maupun kasab-nya). Maka bagaimanakah keadaannya dengan mereka yang awam dengan Al-Quran? Manakah yang lebih sederhana? (pilih)

A. Meruqyahnya dulu dan kemudian mengajaknya belajar dan mengkaji Al-Quran ataukah
B. Dengan mengajaknya dulu mempelajari Al-Quran hingga lancar, akrab dan hingga merasakan seperti yang sahabat Sawaad rasakan...?

==========


Diantara faktor yang memudahkan lepasnya ikatan-ikatan itu dengan cara yang sederhana dan cepat, bi idzniLLaah adalah;

1. Kesadaran dan pengakuan bahwa adanya ikatan-ikatan itu (nasab dan kasab) pada dirinya,
2. Keinginan kuat untuk bersih dari hal tersebut (perbaikan diri)
3. Memutus ikatan tersebut dan mendakwahi jin-nya. -- jin Sawaad sudah Islam terlebih dahulu
4. Selalu mentazkiyyah diri dengan amalan islami.

Adapun faktor yang menjadikan tidak sederhana dan sulit adalah:
Inginnya bersih, tapi tidak mau menyadari apalagi mengakui (bisa karena kejahilan atau pengabaian)
Persoalan jiwa yang harus diperbaiki lebih dulu (kesombongan, dendam, tidak mau memaafkan)


*Dalam kisah tersebut bukan jin tidak lagi mampu mengaksesnya, tetapi memang jin-nya prewangannya sudah berIslam lebih dulu daripada manusianya (sahabat Sawaad bin Qoorib radhiyaLLaahu 'anhu).


R. Rosyad
WaLLaahu a'lam.