Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Selasa

Point Kunci Dalam Proses Terapi

POINT-POINT KUNCI DALAM PROSES TERAPI APAPUN
Baik Terapi Haq Maupun Batil



A. PRAKTISI - PELAKU

Praktisi atau pelaku dalam proses terapi perlu memiliki:
  1. Kekuatan kepahaman dan kesadaran
    • yang berasal dari Ilmu dan keyakinan
  2. Kekuatan energi
    • Jiwa
  3. Kekuatan Pancar
    • Mata dan atau lidah/ucapan

B. OBYEK SARAN
Menjadi lebih efektif, ketika ada:
1. Kekuatan keyakinan
  • Membenarkan
2. Kekuatan kebutuhan
  •     Mencari dan memilih
3. Kekuatan penerimaan/kemauan
  •     Membuka diri dan patuh menghilangkan semua faktor penghalang


C. AKTIF DAN EFEKTIF
Keduanya menjadi aktif dan efektif ketika ada:
1. Kekuatan Konten yang dipakai
  • Sumbernya HAQ ataukah BATIL
2. Kekuatan Penghubung yang menyambungkan
  • Kontak: lahiriah/jiwa, komunikasi
  • Media: yang dimakan, diminum, dilihat, didengar, difikirkan/dibayangkan, disentuhkan, menimbulkan segala goncangan perasaan-emotion, dan sebagainya).
3. Waktu dan atau Tempat yang tepat dan sesuai.


________________________



Contoh Penerapan Untuk Terapi Batil

Misalnya HYPNO (sis, tis, ....... aplikasi hypno lainnya)

A. PRAKTISI 
Diperlukan:
1. Kepahaman dan yakin tentang Hypno. 
Maka ada penyebaran ajarannya, penjelasan-penjelasan (yang seolah itu ilmiah), penguatan-pemguatan oleh orang-orang yang bergelar, terpelajar, testimoni, dan seterusnya. Termasuk ketika akhirnya diikuti oleh kalangan agamis maka semakin kuatlah keyakinan itu.
2. Energi jiwa yang kotor dan jahat (khobits/syarr). 
Hal itu bisa didapat melalui jalur wirotsah (nasab), meditasi, konsumsi haram, dan amalan kasab lainnya. Jika pelakunya muslim, taat dalam ibadah dan paham ilmu agama maka energi itu biasanya didapat secara nasab dan atau kasab masa lalunya. Biasanya dari sana. 
Dan jiwa-jiwa yang bekerja di situ hakikatnya adalah sekutu syaitan. Jiwa-jiwa yang sudah bertransaksi ilmu batil itu (sesuai jenjang kadernya) bisa menggerakkan/memerintahkan makhluk-makhluk pekerja sesuai sanad hypno-nya untuk menjalankan tugasnya.
Janganlah remehkan Nasab-Kasab,  itu juga yang bisa menjadi energi 'Ain bagi seseorang.
3. Pancaran hypno melalui dua hal yang dengannya energi jiwa (khobit-syarr) itu keluar, yaitu mata dan lisan. 
Jika secara nasab-kasab juga sudah tersedia dan bertempat di mata dan atau lidah maka itu semakin melengkapi kekuatan pancarnya. Contoh jin-jin yang masuk dari kasab latihan ketajaman mata dan ajaran filsafat.


B. UNSUR OBYEK SASARAN

Jika sudah terkondisi dengan 2 hal (yakin dan butuh). 

Kadang yakin itu tidak perlu lagi jika kondisi 2 (kebutuhan dan harapan untuk sembuh itu sudah sangat besar) maka sangat mudah dimasuki. Tinggal membuka gerbangnya saja, yaitu keadaan trance

Jika power praktisinya sangat kuat dan syarat 1 dan 2 terpenuhi maka obyek dalam keadaan "light trance" sudah cukup masuk pengaruh hypno (kondisinya seperti sadar, mata terbuka).

Jika power praktisinya biasa saja maka keadaan 3 harus dikondisikan sedalam mungkin, misalnya diajari pejamkan mata, mengikuti instruksi-intruksi lainnya seperti "tarik nafas" (memberi jalan kepada jin yang mau masuk), perintah membayangkan dan seterusnya.. hingga tercapai kondisi trance yang diharapkan. Trance seperti ini disebut "deep trance" atau "very deep trance".


C. KONTEN dan PENGHUBUNG
Konten
Perhatikan asal usul dan sejarah Hypno. Kekuatan kata-kata yang bisa mempengaruhi tindakkan maka itu perlu ditelusuri sumbernya. Karena mereka bersanad. Dan sanad itu dalam hal ini tersambung kepada sumber energi induk yang sebenarnya.

Penghubung
Jika terkait dengan kasus terapi maka penghubungnya adalah
  1. Kontak dan komunikasi langsung berhadapan atau lewat media telekominikasi, dan sebagainya.
  2. Jika di obyek/klien itu ada makhluk lain di dlm dirinya yg serumpun atau bisa tunduk mentaati kekuatan makhluk yang ada di praktisi maka itu mempercepat proses pengaruh hypno tersebut.

Waktunya bisa kapanpun yang mereka sepakati, walaupun kadang dipilih oleh praktisinya sesuai dengan "bawaan jin yang menjadi sumber powernya".

Tempat secara umum yang kondusif, hening untuk bisa lebih konsentrasi.

Bagi praktisi yang kuat power serta berpengalaman dan kondisi obyek sudah full dengan 3 keadaan, maka tentang tempat tidak lagi menjadi masalah. Di keramaianpun bisa.

Maka, "mendapatkan" obyek sasaran bisa memiliki ketiga kondisi itu menjadi suatu yamg penting. Jika sudah tersedia semua itu adalah sasaran yang sangat tepat. Kalau belum, maka dibuat pra kondisi untuk mengarah ke ketiga kondisi itu.

__________________________________



Penerapan dalam Terapi Quran

A. Praktisi-pelaku TQ
1. Ilmu yang terus ditambah 
Sehingga paham dan keyakinan mendalam dan teguh tidak mudah goyah. Dari sumber yang HAQ, Al-Quran dan Hadits, penjelasan ulama, tajribah (praktek) yang terus menerus, evaluasi dan perbaikan.
2. Jiwa, harus terisi dengan kekokohan
  • Spiritual : ibadah, dzikr
  • Moral: akhlaq mahmudah (terpuji) dalam segala aspek termasuk halal-haram
  • Mental: stabilitas emosional
3. Kekuatan pancar
Mata dan Lisan yang terjaga dari segala yang haram/syubhat serta diarahkan kepada yang halal/disukai secara syari'at.

B. Obyek Sasaran yang diterapi. 
Upayakan untuk mendapatkan ketiga hal tersebut:
  1. Dipahamkan hingga yakin tentang hakikat sakit, kesembuhan dan pengobatan.
  2. Diarahkan sehingga hanya memilih segala hal yang dibolehkan syariat dari apapun bentuk dan teknis terapinya.
  3. Disadarkan sehingga siap menjalani proses dengan ikhlas, berharap diridhai ALLaah swt serta bersemangat menghilangkan faktor penghalang dengan taubat (jika perbuatan) dan memusnahkannya jika barang.

C. Menggunakan kekuatan HAQ untuk mengaktifkan proses terapi.
  1. Pastikan bahwa yang dipakai semuanya memenuhi kaidah syar'iyyah di dalam terapi:
    • Dengan Kalam ALLaah atau Asma dan sifat-Nya.
    • Dengan bahasa arab atau selainnya yang dipahami maknanya (sesuai syariat)
    • Meyakini bahwa bukan bacaannya/tulisannya itu yang berefek tetapi ALLaah swt yang memberikan efeknya.
  2. Capai Keterhubungan dengan Obyek yang diterapi
    • Keterhubungan terkait dengan:
    • Aspek paham: misal, sama-sama paham melakukannya dalam rangka mendakwahi.
    • Aspek jiwa: rasa cinta dan iba, rahmah, islah. Sebaiknya bukan karena marah, benci, memusuhi (walaupun itupun bisa).
    • Memakai sarana penghubung seperti air atau herbal yang sesuai yang sudah dibacakan, memakai aroma atau uap yang dihirup (yang sudah dibacakan)
    • Menstabilkan kembali jiwa yang pernah terguncang dan merubahnya menjadi tenang dengan mengingat ALLaah swt.
  3. Secara waktu, kapanpun baik
  • Tetapi lebih baik dapatkan waktu-waktu utama yang semua itu adalah waktu-waktu mustajabah doa. Misalnya saat hari Tasyriq kemarin dengan kalimat Takbir-tahlil sebagaimana takbiran, itu cukup efektif.
  • Juga lakukan di tempat yang baik: hindari dekat lokasi pasar atau lokasi tempat-tempat pemujaan/kekufuran.
  • Di masjid atau tempat yang biasa dipakai untuk ibadah adalah lebih baik. Minimal tempat yang sudah terbersihkan dari segala unsur yang tidak disukai agama yang itu menjadi berpotensi ditempati jin pengganggu.


H. Riyadh Rosyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar