Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Rabu

PERSOALAN INTINYA ADALAH NAFS bukan JIN

Terkait antara JIN yang masuk dan unsur SUKMA/NAFS yang lepas


Bagi yang sering meruqyah, bisa dipraktekkan..

Jika ditakdirkan reaksi jin-nya aktif, ekspresif, bicara-dialog..

Setelah urusan dakwahnya selesai (ALLaah swt izinkan berIslam), kemudian bacakan lagi untuk menguat/menambahkan imannya:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ   

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"
[QS. Al-Anfal (8): Ayat 2]


Sekaligus sekedar mengujinya..
setelah "yakin" mantap,
sebelum keluar agar ditanya:
• Sejak kapan?
• Selama ini bertempat di posisi mana?
• Apakah ruang itu kosong / berongga?
• Unsur sukma/nafs yang menempati posisi itu ke mana / ada di mana?

Baik jin wirotsah/nasab, kasab (ilmu-ilmu batil yang dipelajari, pengobatan yang tidak syar'i yang pernah dijalani), maupun sihir, biasanya menempati jawf (rongga) yang kosong yang memang tersedia atau ditinggalkan unsur sukma/nafs-nya yang terlepas.

Tidak setiap jin yang sudah keluar dari tubuh seseorang, otomatis unsur sukma/nafs-nya kembali ke asal ruangnya. Kadang masih tertahan di suatu tempat.

Keberadaan mereka (para jin) di sana secara mapan karena memang tersedia tempatnya.

• Ketika sukma/nafs terlepas di salah satu bagian fungsi tubuh maka emisi energi (dalam TCM disebut dengan Qi/Chi) di tubuh tersebut hilang, maka tubuh terasa menjadi dingin.
Kemungkinannya akan terjadi penurunan fungsi tubuh secara cepat atau bertahap, dan selain itu rongga itu berpotensi ditempati makhluk lain, yaitu jin.

• Dan ketika jin (yang tercipta dari api) itu masuk atau muncul sifat aslinya maka terjadi peningkatan emisi energi lebih dari seharusnya. Maka tubuh terasa menjadi panas.

**beberapa kasus kemasukan jin jenis tertentu kondisinya menjadi sangat dingin.



Solusi

Keadaan dingin-panas yang tidak fitrah ini bisa diimbangi dengan:

asupan herbal (nabati-hewani) unsur panas-dingin yang sesuai untuk organnya,
dan atau disertai stimulasi,

• dengan pembekaman melalui cup hijamah serta torehannya (sesuaikan keadaan dingin-panasnya) atau

• dengan tekanan/stimulasi pada titik-titik meridian tertentu baik jalur "accu" maupun "refleksiologi" untuk membuka jalurnya dan memberikan keseimbangan.


Jika stadium kemapanan jin itu baru atau melemah dan asupan dan stimulasi tadi tepat mengenai sasaran maka akan hilanglah gangguan penyakit itu dengan izin ALLaah  (فَإذا أُصِيْبَ دَوَاء الدَّاء برئ بإذن الله).

Jika stadium kemapanan jin itu sudah lama dan tambah menguat di organ tertentu (keadaan kronis), maka biasanya akan menguasai dan memiliki lapisan-laposan barikade yang tidak mudah ditembus dengan perlakuan material di atas (asupan dan stimulasi).

Idealnya, semua terapi menyertakan AL-QURAN yang sudah jelas terjamin SYIFA` dan DO'A sebagai terapi inti dan menyertakan pendamping terapi lainnya yang halal sesuai dengan permasalahannya.

=================

Terminologi yang lain dengan maksud yang sama adalah menggunakan istilah RUH..

sbagaimana Syaikh Muhammad Abu Bakr Ayyub (Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah) dan syaikh Al-Imam 'Izzuddien Abdussalaam menyebutnya lebih spesifik dengan RUH.

Ada ruh yaqzhah (bangun/sadar) dan ruh hayat (bahasa kita: nyawa).

Ada yang tersebar di seluruh anggota badan (gerak), ruh untuk melihat, ruh untuk mendengar, dst..

Ada juga ruh bukan fungsi fisik., ruh untuk ketaatan, ruh keikhlasan, ruh mahabbah, dst..

Sementara ini saya menggunakan istilah NAFS, mengikut QS. 39:42 dan Doa tidur in amskta nafsiy farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazh-haa.


اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا   ۚ  فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُخْرٰٓى اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى   ۗ  اِنَّ فِيْ ذٰ لِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir."
[QS. Az-Zumar (39): 42]


Lebih detailnya bisa disimak di
http://shamela.ws/browse.php/book-9823/page-644

وكذا الروح التي يلقيها على من يشاء من عباده غير الروح التي في البدن.
قال: وأما القوى التي في البدن فإنها تسمى أيضاً أرواحاً فيقال: الروح الباصر، والروح السامع، والروح الشاهد، فهذه الأرواح قوى موزعة في البدن، وتطلق الروح على أخص من هذا كله، وهي قوة المعرفة بالله والإنابة إليه ومحبته، وانبعاث الهمة إلى طلبه وإرادته، ونسبة هذه إلى الروح كنسبة الروح إلى البدن، فإذا فقدتها الروح كانت بمنزلة البدن إذا فقد روحه، وهي الروح التي يؤيدها أهل ولايته وطاعته، ولهذا يقول الناس: فلان فيه روح، وفلان ما فيه روح قصبة فارغة فالعمل روح، وللأجساد روح، وللإخلاص روح، وللمحبة روح، وللتوكل روح، والناس متفاوتون في هذه الأرواح أعظم تفاوت، فمنهم من تغلب هذه الأرواح عليه فيصير روحانياً، ومنهم من يفقدها، أو أكثرها فيصير أرضياً والله المستعان (1) .
(1) انظر: الروح لابن القيم (1/219 - 220) .

WaLLaahu a'lam bish-showaab.


H. Riyadh Rosyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar