Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Jumat

Seri Tanya Jawab TQ: Dialog dengan Jin

DIALOG DENGAN JIN SAAT PROSES RUQYAHAN


TANYA:
Assalamu'alaikum Wr Wb.
Ustadz, ada ibu dan anak terkena gangguan sihir dan jin nasab kakeknya, boleh kah mu'allij dialog dengan jin yang terdapat pada ibunya untuk mengetahui gangguan jin pada anaknya? syukron.


JAWAB:
Wa'alaikumussalaam Wr. Wb.
Tidak ada yang melarang. Ruqyah bukan masuk dalam pekerjaan mahdhah. Asal semuanya dilakukan dalam bingkai yang disyari'atkan secara ma'ruf dan mendatangkan maslahat, maka tidak ada masalah.

Pendapat yang 'melarangnya' itu tidak ada dalil selain hadits tentang bahwa syaithan itu pembohong. Dan seandainya memang itu, maka itu adalah bermakna peringatan agar lebih waspada bukan dilarang sama sekali.
Karena saat Abu Hurairah bicara dengan jin kafir yang ditangkapnya (saat bertugas menjaga baitul maal) selama 3 hari berturut-turut itu Nabi ﷺ tidak melarang atau mencegahnya agar tidak lagi dialog dengannya.
Yang penting hati-hati dan cermat, jika perlu ada pengawasnya (dikonsultasikan) sebagaimana Nabi ﷺ mengawasi sahabat Abu Hurairah.
_____

** Selama 3 hari itu sahabat Abu Hurairah radhiaLLaahu 'anhu tidak menyadari bahwa itu adalah syaitan jin. Berbeda dalam ruqyahan, bahwa yang 'tertangkap' dan bicara itu jelas adalah jin kafir/fasiq.

Jika dengan pertolongan dan kemudahan dari ALLaah swt jin itu mau menerima Islam dan kita uji dengan bacaan ayat-ayatnya bertambah kebaikannya, maka semakin mudah kita berdialog terkait dengan urusan yang ditanyakan di atas.

Bahkan tidak masalah melibatkannya dalam amal shalih yang kita bimbingkan langsung sesuai kaidah-kaidah Ruqyah Syar'iyyah yang disepakati oleh para Ulama'.

Sebagaimana firman ALLaah swt dalam Quran surat Al-Maidah ayat 2:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ

Tolong menolonglah kalian atas dasar kebaikan dan taqwa serta janganlah kalian saling menolong atas dasar dosa dan permusuhan.

_______

Berikut lampiran hadits tentang dialog sahabat Abu Hurairah radhiaLLaahu 'anhu dengan tawanannya yang dikonsultasikan dengan baginda Nabi ﷺ :

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ – ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻛَّﻠَﻨِﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺑِﺤِﻔْﻆِ ﺯَﻛَﺎﺓِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ، ﻓَﺄَﺗَﺎﻧِﻰ ﺁﺕٍ ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺗُﻪُ ، ﻭَﻗُﻠْﺖُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻷَﺭْﻓَﻌَﻨَّﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – . ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻰ ﻣُﺤْﺘَﺎﺝٌ ، ﻭَﻋَﻠَﻰَّ ﻋِﻴَﺎﻝٌ ، ﻭَﻟِﻰ ﺣَﺎﺟَﺔٌ ﺷَﺪِﻳﺪَﺓٌ . ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺖُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺳِﻴﺮُﻙَ ﺍﻟْﺒَﺎﺭِﺣَﺔَ ‏» . ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺷَﻜَﺎ ﺣَﺎﺟَﺔً ﺷَﺪِﻳﺪَﺓً ﻭَﻋِﻴَﺎﻻً ﻓَﺮَﺣِﻤْﺘُﻪُ ، ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﻛَﺬَﺑَﻚَ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ‏»

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah ﷺ pernah mewakilkan padaku untuk menjaga zakat Ramadhan (zakat fitrah). Lalu ada seseorang yang datang dan menumpahkan makanan dan mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Demi Allah, aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah ﷺ.” Lalu ia berkata, “Aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku pun sangat membutuhkan ini.” Abu Hurairah berkata, “Aku membiarkannya. Lantas di pagi hari, Nabi ﷺ berkata padaku: “ Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam? ”Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya.” Nabi ﷺ bersabda, “ Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi. ”


ﻓَﻌَﺮَﻓْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ﻟِﻘَﻮْﻝِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺇِﻧَّﻪُ ﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ . ﻓَﺮَﺻَﺪْﺗُﻪُ ﻓَﺠَﺎﺀَ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ﻓَﺄَﺧَﺬْﺗُﻪُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻷَﺭْﻓَﻌَﻨَّﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – . ﻗَﺎﻝَ ﺩَﻋْﻨِﻰ ﻓَﺈِﻧِّﻰ ﻣُﺤْﺘَﺎﺝٌ ، ﻭَﻋَﻠَﻰَّ ﻋِﻴَﺎﻝٌ ﻻَ ﺃَﻋُﻮﺩُ ، ﻓَﺮَﺣِﻤْﺘُﻪُ ، ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺖُ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ، ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺳِﻴﺮُﻙَ ‏» . ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺷَﻜَﺎ ﺣَﺎﺟَﺔً ﺷَﺪِﻳﺪَﺓً ﻭَﻋِﻴَﺎﻻً ، ﻓَﺮَﺣِﻤْﺘُﻪُ ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﻛَﺬَﺑَﻚَ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ‏»

Aku pun tahu bahwasanya ia akan kembali sebagaimana yang Rasulullah ﷺ katakan. Aku pun mengawasinya, ternyata ia pun datang dan menumpahkan makanan, lalu ia mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah ﷺ.” Lalu ia berkata, “Biarkanlah aku, aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku tidak akan kembali setelah itu.” Abu Hurairah berkata, “Aku pun menaruh kasihan padanya, aku membiarkannya. Lantas di pagi hari, Nabi ﷺ berkata padaku: “ Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu? ” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya pergi.” Nabi ﷺ bersabda, “ Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.”

ﻓَﺮَﺻَﺪْﺗُﻪُ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔَ ﻓَﺠَﺎﺀَ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺗُﻪُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻷَﺭْﻓَﻌَﻨَّﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ، ﻭَﻫَﺬَﺍ ﺁﺧِﺮُ ﺛَﻼَﺙِ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﺃَﻧَّﻚَ ﺗَﺰْﻋُﻢُ ﻻَ ﺗَﻌُﻮﺩُ ﺛُﻢَّ ﺗَﻌُﻮﺩُ . ﻗَﺎﻝَ ﺩَﻋْﻨِﻰ ﺃُﻋَﻠِّﻤْﻚَ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻚَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺎ . ﻗُﻠْﺖُ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻭَﻳْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻚَ ﻓَﺎﻗْﺮَﺃْ ﺁﻳَﺔَ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻰِّ ‏( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻰُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ ‏) ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺨْﺘِﻢَ ﺍﻵﻳَﺔَ ، ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻦْ ﻳَﺰَﺍﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺎﻓِﻆٌ ﻭَﻻَ ﻳَﻘْﺮَﺑَﻨَّﻚَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺼْﺒِﺢَ . ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺖُ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺳِﻴﺮُﻙَ ﺍﻟْﺒَﺎﺭِﺣَﺔَ ‏» . ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳُﻌَﻠِّﻤُﻨِﻰ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ ، ﻳَﻨْﻔَﻌُﻨِﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺎ ، ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﻣَﺎ ﻫِﻰَ ‏» . ﻗُﻠْﺖُ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻭَﻳْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻚَ ﻓَﺎﻗْﺮَﺃْ ﺁﻳَﺔَ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻰِّ ﻣِﻦْ ﺃَﻭَّﻟِﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺨْﺘِﻢَ ‏( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻰُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ ‏) ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﻟَﻦْ ﻳَﺰَﺍﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺎﻓِﻆٌ ﻭَﻻَ ﻳَﻘْﺮَﺑَﻚَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺼْﺒِﺢَ ، ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺃَﺣْﺮَﺹَ ﺷَﻰْﺀٍ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺻَﺪَﻗَﻚَ ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺬُﻭﺏٌ ، ﺗَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﻦْ ﺗُﺨَﺎﻃِﺐُ ﻣُﻨْﺬُ ﺛَﻼَﺙِ ﻟَﻴَﺎﻝٍ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ‏» . ﻗَﺎﻝَ ﻻَ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺫَﺍﻙَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ‏»

Pada hari ketiga, aku terus mengawasinya, ia pun datang dan menumpahkan makanan lalu mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah ﷺ. Ini sudah kali ketiga, engkau katakan tidak akan kembali namun ternyata masih kembali. Ia pun berkata, “Biarkan aku. Aku akan mengajari suatu kalimat yang akan bermanfaat untukmu.” Abu Hurairah bertanya, “Apa itu?” Ia pun menjawab, “Jika engkau hendak tidur di ranjangmu, bacalah ayat kursi
‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum … ‘ hingga engkau menyelesaikan ayat tersebut. Faedahnya, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” Abu Hurairah berkata, “Aku pun melepaskan dirinya dan ketika pagi hari Rasulullah ﷺ bertanya padaku, “ Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam? ” Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” Nabi ﷺ bertanya, “ Apa kalimat tersebut? ” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘ Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’ . Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi ﷺ pun bersabda, “ Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi ﷺ berkata, “ Dia adalah setan.” (HR. Al-Bukhari no. 2311).


Dalam hadits lainnya disertai kalimat:

ﺻَﺪَﻗَﻚَ ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺬُﻭْﺏٌ، ﺫَﺍﻙَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ

“Dia (syetan) menyampaikan ucapan yang benar kepadamu, hanya saja dia pendusta. Dia adalah syetan.” (Shahih Al-Bukhari no. 5010)
_____


WaLLaahua'lam.

H. Riyadh Rosyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar