Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Jumat

Seri Tanya Jawab TQ Tentang Sukma (Nafs): Balasan Perjanjian dengan Jin

BALASAN MENGADAKAN PERJANJIAN DENGAN JIN
Tanya:
Assalamu'alaikum wrwb. ustadz mau tanya
apakah orang yang berinteraksi dengan jin misalnya meminta dengan sengaja atau tidak sengaja meminta bantuan jin, jin selalu akan meminta balasan baik ada ikatan perjanjian maupun tidak ada perjanjian dari orang yang bersangkutan. JazaakaLLaahu atas jawabannya.
(Al-Akh di Surabaya)
_________
Jawab:
Wa'alaikumussalaam wrwb.
Jika ada perjanjian di era nasabnya, maka jin-jin itu terikat tugas. Sesuai isi perjanjiannya. Jika menjaga/membantu maka mereka bekerja "membantu" sekalipun tidak diminta oleh keturunan (anak cucu)nya. Bagi mereka cukup dengan perjanjian awal saja karena dengan itu mereka mendapatkann jalan untuk mengakses keturunannya.
Bagi mereka, mendapatkan akses langsung adalah "balasan" besar. Apalagi seseorang yang terakses itu lebih mudah digiring ke arah yang keliru, suka dengan ilmu-ilmu yang mengaktifkan jin-jin nasab, suka dengan kesenangan-kesenangan yang menyeret kepada nafsu dunia, popularitas, kesombongan, hasad, dsb. Hingga sekalipun menjalankan suatu yang asalnya adalah kebaikan akan terselipkan dorongan-dorongan menyimpang seperti di atas.
Sehingga jika sudah masuk kepada ketertarikan kuat semua itu, maka syaitan jin itu akan memperoleh jatah "jiwa" orang itu untuk dimilikinya (jenis sebab no 1 dan 4 lepasnya sukma).
Maka sungguh banyak, dimana saat sukma (jiwa-jiwa) yang terlepas itu diikat dan "dibina" oleh syaithan sesuai dengan harapannya, dan jika sudah "jadi" akan dikembalikan lagi ke orang yang bersangkutan menjalankan misi syaithan itu tanpa disadarinya.

لَعَنَهُ اللَّهُ ۘ وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا
(Syaitan) yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "aku benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah dijatahkan (untukku)
(An-Nisa 4:118)

Saat sukma pernah terlepas di masanya (dengan sebab salah satu dari empat hal itu), dan jika jatuhnya sukma itu di kelompok sesat (apakah nasab atau kasab) maka sangat mungkin sukma itu dibina dengan pembinaan kesesatannya itu. Sukmanya ada di tempat sesat dan dibina di sana, sementara ruang sukma yg ditubuhnya dihuni oleh jin dari kelompok sesat tsb. Sukmanya legam/kotor dan ruang sukmanya juga demikian.
Jika ada manusia yang salah satu/beberapa sukmanya yg terbina itu akhirnya menjadi agen sesat yg dikelilingi jin-jin sesat, maka peluangnya manusia itu tersesat menjadi sangat besar. Dan manakala alam sadarnya (seolah) tidak sesat atau ybs sudah bertaubat, sementara unsur-unsur bawah sadarnya (sukma-sukma dan jin-jin nasab-kasab) masih berpolutan pekat maka sangat dimungkinkan sukma-sukma dan jin-jin itu masih ikut bekerja dengan tujuan-tujuan penyesatannya.
Semoga kita termasuk yang bersungguh-sungguh menengok latar belakang diri masing-masing baik secara nasab-kasab, lalu memohon pertolonganNya dengan mujahadah (bersungguh-sungguh) mentazkiyyah diri. Sehingga polutan-polutan berbahaya itu tidak menyertai setiap langkah gerak kita dalam kebaikan.
Aamiin.
H. Riyadh Rosyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar