Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Selasa

Seputar SEFT

Sekedar mengingatkan yang belum tahu... Menambahi yang sudah pernah..
Karena kejadiannya baru..
______


Dalam sebuah room diskusi, pembahasan tentag SEFT. Penjelasan disampaikan oleh  Praktisi-nya. Selain banyak anggota room yang bertanya/komentar, Saya juga ikut membahas.

Berikut dialognya...


Praktisi:

SEFT = Spiritual Emotional Freedom Technique.

SEFT, adalah terapi yang digabung menjadi satu ilmu. Disebut SEFT.
S+EFT
inti dasar dari seft, adalah SPIRITUAL+EFT

Ini adalah ilmu-ilmu gabungannya:
1. NLP
2. Systemic Desensitization
3. Psychoanalisa
4. Logotherapy
5. EMDR
6. Sedona Methode
7. Ericksonia Hypnosis
8. Provocative Therapy
9. Suggestion & Affirmation
10. Creative Visualization
11. Relaxing & Meditation
12. Gestald Therapy
13. Energy Psychology
14. Powerful Prayer
15. Loving kindness therapy

15 ilmu inilah yang digabungkan oleh pak Ahmad Faiz Zainuddin, founder SEFT.
Gabungan ilmu-ilmu ini, dipelajari di luar negri lebih dari 15 tahun.

Dalam proses terapinya, tidak semua ilmu digunakan. Tergantung problem pasiennya. Ilmu yang paling sering digunakan adalah:
1. Energy Therapy
2. Powerful Therapy
3. Loving Kindness Therapy

Energy Therapy adalah EFT, dengan menggunakan 9 atau 18 titik meridian, tergantung kondisi pasien.

Powerful Therapy dengan mengunakan 5 hal (yakin, fokus/khusyu', ikhlas, pasrah, syukur)

Loving Kindness Therapy dengan rasa sayang kita kepada pasien.



Saya:
Berarti jelas sekali yaa sumbernya SEFT dari ke 15 gabungan ilmu itu .

Kalau ditanya, SEFT itu terapi universal ataukah khusus untuk muslim?
Jika universal bagaimana caranya melakukan SEFT -nya tersebut?
Apakah menyebut juga nama ALLaah swt ataukah menyebutkan tuhannya masing-masing?



Praktisi:
Terapi SEFT bisa diterapkan kepada bayi, sampe nenek-nenek
Bisa kepada orang muslim atau orang kafir.
Pasien dipersilakan menyebut tuhannya. Kalo dia mau menyebut Alloh, silakan, menyebut Tuhan silakan.
____


Tanya:
Mas ..... diatas dijelaskan untuk menterapi non muslim boleh menggunakan  nama Tuhannya dia? Mengapa tidak diarahkan ke Robb-nya Orang Islam?



Praktisi:
Terima kasih pertanyaannya.

Kalo seperti Itu , memaksakan keyakinan. Tidak baik, pak.

Pasien akan merasa dipaksa.
Pasien akan merasa diislamisasikan.
Pasien akan merasa tertekan.

Buat saja dia nyaman dengan keyakinannya. Kita bantu terapi apa adanya.

Kita juga selipkan  doa untuk dia, siapa tahu Alloh beri hidayah.



Saya:
Contoh jika diilustrasikan bagaimana yaa?
Misalnya orang beragama Budha.. Secara praktek, redaksi kalimatnya bagaimana yaa?



Praktisi:
Terima kasih pak atas pertanyaannya.

Kalimat dasarnya:
SEFT sepertinya pengen seperti dokter.. Menyembuhkan siapa saja agama apapun..

Tapi mereka lupa kedokteran tidak melibatkan ikrar ketuhanan
Sedang SEFT melibatkan ikrar ketuhanan yang jika rela illah lain berarti musyrik

Maka saya gunakan SEFT tetep dengan menyebut Allah kalau perlu ikrar syahadat..
Karena niat utamanya dakwah.. Alloh, meskipun gigi saya cekot-cekot, saya terima rasa sakit ini. Dan saya pasrahkan kepadaMu kesembuhan saya

Silakan suruh mengganti sesuai keyakinan dia



Saya:
Berarti seperti ini ya kira-kira.. (saya copas sebagaimana besar kalimat anda)

Yaa budha yaa sidharta gautama, meskipun gigi saya cekot-cekot, saya terima rasa sakit ini. Dan saya pasrahkan kepadaMu kesembuhan saya.

Begitu yaa?



Praktisi:
Iya pak. Entah mereka nanti bicara apa.



Saya:
Berarti jika,
- yang menyebut Budha itu nanti sembuh...
- yang menyebut Wisnu itu juga sembuh..
- yang menyebut Jesus itu juga sembuh..
- yang menyebut dewa A, B, C dan seterusnya itu sembuh...

Artinya selain ALLaah (melalui SEFT) ini kita sadar/tidak memberi pengakuan bahwa memang banyak Tuhan yang semuanya sama-sama bisa memberi kesembuhan dan solusi-solusi lainnya itu yaa...

Nanti yang atheis .... (???)
Sembuh. Sementara misalnya dia bilang..

Saya yang tidak percaya kepada Tuhan apapun, meskipun gigi saya cekot-cekot, saya terima rasa sakit ini. Dan saya pasrah dengan sakit ini untuk kesembuhan saya.

Berarti yang menyembuhkannya bukan Tuhan yaa... Tapi keyakinan sembuh... (??)

Terus akidah kita sebagai Moslem Therapist, kemana?

Setahu saya, siapapun makhluk yang sakit yang menyembuhkan itu adalah ALLaah swt.

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

dan apabila aku sakit, Dialah (ALLaah swt) Yang menyembuhkan aku,
[QS. Asy-Syuara (26): 80]

____
➖➖➖➖➖➖

Cerita Demo Alam Ghaib


➖➖➖➖➖➖

Ada dua pilihan dalam memutuskan apakah iya atau tidak mengonsumsi air A, B dan C yang tidak bisa "diinderawi" kandungannya, secara material tampak sama-sama jernih, bening, tidak berbau dan sama-sama menghilangkan dahaga itu.

Pertama
Cukup dengan mengetahui sumbernya.

Kedua
Periksakan ke laboratorium yang terpercaya.
____________


Tambahan

Rekan-rekan praktisi Ruqyah Syar'iyyah yang qoddaraLLaah bertemu dengan penanganan kasus-kasus pengguna/praktisi tenaga dalam (berbagai versi perguruan dan aliran). Mulai dari
- yang menggunakan amalan-amalan dzikir tertentu,
- yang "diisi" oleh gurunya,
- yang dengan pernafasan yang diawali dengan diisi gurunya dan dicampur dzikir-dzikir tertentu,
- yang dengan pernafasan "murni" tanpa hal-hal di atas, yang pelakunya paham agama, pendakwah, berakidah baik, tidak meniatkan apapun dalam latihan-latuhan pernafasannya kecuali untuk kesehatan semata, serta berusaha cermat dalam mengamati setiap gerakan latihannya agar terhindar dari kesyirikan... Bahkan yang bersangkutan saat itu adalah juga praktisi Ruqyah Syar'iyyah..

Saat diruqyah dan kemudian saat meruqyah dirinya, ALLaah swt taqdirkan jin-jinnya bereaksi. Dan setelah beberapa kali ruqyahan, dia coba lagi ilmunya (yang bisa mengeraskan jari jemari, mengeraskan leher, menyalurkan hawa panas/dingin, dan sebagainya) sudah tidak bisa lagi sekalipun dengan upaya keras dengan teknik-teknik yang dia pelajari sebelumnya..

____

Talbis itu memang halus.. Sangat halus..
Fitrah manusia memang tidak bisa dengan hal-hal semacam itu. Syaitan "mengabulkan" angan-angab kita saat menginginkannya dengan berbagai cara dan jalannya.

Syaitan jin dan manusia selalu aktif berkolaborasi (saling memberi ilham masukan-masukan) untuk terus mengupdate produk-produk menarik yang penuh tipuan di dalamnya untuk menggaet kita masuk dalam perangkapnya.

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
[QS. Al-An'am (6): 112]

__________


BismiLLaahir rahmaanir rahiim

Ada seorang yang mulai meruqyah di tahun 1993 hingga sekarang berbagi pengalaman...

Orang itu mengatakan,
Lebih dari 200 praktisi pengobatan yang dulunya memiliki ilmu dari berbagai sumber dan berbagai cara yang "bisa mengobati berbagai macam jenis problem gangguan, yang jelas lebih dari 43 jenis di atas", tapi akhirnya berhenti dan bertaubat tidak mau lagi menggunakan ilmunya itu dan meminta untuk "di un-install" dibersihkan.

Intinya, para praktisi itu menilai bahwa bukan pada "manfaat/khasiat" apa yang terlihat dan terjadi. Karena jika itu ukurannya peluang masuk ke pintu ISTIDRAJ akan dimasuki tanpa disadarinya.

Dan lebih dari 200 orang itu merasa bersyukur, ALLaah swt selamatkan dari ISTIDRAJ.
___

Ukuran kita sebagai Terapis Islam tidak hanya melihat capaian-capaian obyektif materialnya karena semua itu ciri khas materialism-sekularism. Terutama hal-hal yang sifatnya "abstrak", unseen power, unseen energy - entah melalui "kekuatan" pikiran, kata-kata, inner power (melalui pernafasan, dan sebagainya), kekuatan gelombang otak, dan seterusnya.... Semua jenis itu membutuhkan sanad rangkaian ilmunya dan kejelasan sejarah pengambilannya yang menjamin keamanannya. Karena hal itu masuk dalam ranah ilmu abstrak, unseen energy, invisible worker/invisible power, kekuatan ghaib.

Harus ada garansi yang berasal dari sanad yang jelas dan aman secara syariat. Jika tidak, maka akan sangat terbuka peluang ISTIDRAJ yang terjadi..

________

Dari Uqbah bin 'Amir radhiaLLaahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Apabila engkau melihat ALLaah swt memberikan "dunia" kepada seorang hamba, sementara dia berada dalam penyimpangan, maka itu hakikatnya adalah istidraj

Kemudian Nabi ﷺ membaca firman Allah,

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” [QS. Al-An’am (6): 44]

(HR. Ahmad 17349, Thabrani dalam Al-Kabir 913, As-Shahihah, no. 414).


R. Rosyad

2 komentar:

  1. Kalau terapi kedokteran medis juga bisa dipakai untuk menerapi siapapun, dengan berbagai agama manapun, terus bagaimana pandangannya?

    Thibbun Nabawi seperti herbal dan bekam, juga bisa dipakai untuk menerapi siapapun, dengan keyakinan apapun, bgmn pandangannya tadz?

    BalasHapus
  2. Persoalannya, dlm konteks dialog di atas itu secara langsung mengaitkan proses terapi kesembuhannya secara "ungkapan jelas" kepada berbagai tuhan (manapun). Yg sadar terjadi ada pengakuan terbuka bhw ada Zat Yang Menyembuhkan selain ALLaah subhaanahuu wata'aalaa.

    Adapun teknis lain ttg pengobatannya ada dalam pembahasan yg lainnya.

    Utk pengobatan medis dan herbal atau yg lainnya sejenis itu maka tidak ada masalah selama halal dan harapan kesembuhannya tetap kepada ALLaah semata.

    BalasHapus