Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Kamis

"TUJUAN" SAKIT dan TERAPI



Apapun sakitnya dan apapun cara terapinya (selama halal), pastikan kita (sebagai terapis dan klien yang diterapi) mendapatkan keuntungan berupa PERBAIKAN DIRI kembali kepada jalan ALLaah swt.


Alangkah ruginya, sembuh dari sakit tetapi tidak memperoleh perbaikan diri atau menjadi lebih baik di sisi ALLaah swt.

Seandainya akhirnyapun tidak mendapat sembuh (doa dikabulkan di dunia) tetapi dia telah memperoleh perbaikan diri, maka keuntungan hidup telah dia dapatkan.

Alangkah ruginya, menerapi tetapi tidak ikut mengambil pelajaran dari sebab utama sakit dan nikmatnya kesehatan dengan memperbaiki diri atau menjadi lebih baik.

Sibuk dengan gejala sakit dan segala upaya menghilangkannya serta lupa dengan sebab utama sakit yang telah ALLaah swt jadikan dan rasakan kepada kita adalah suatu kelalaian.


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
[QS. Ar-Rum (30): 41]



قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Darimana datangnya (musibah) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[QS. Ali Imron (3): 165]



Sakit (ketidak nyamanan) tidak kunjung sembuh setelah ikhtiar dan berdoa, karena dua hal:
1. Mengikuti pola pengabulan doa
2. Terhalang oleh kezaliman/dosanya sendiri



Wilayah pertama  (pengabulan doa) adalah wilayah ALLaah swt. 

َنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا”، قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ قَالَ: “اللَّهُ أَكْثَرُ”
 (رواه أحمد ١٠٧٠٩).

Dari Abu Sa’id berkata; Nabi ﷺ  bersabda:
“Tidak ada seorang muslimpun yang berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan tali silaturrahim, kecuali ALLaah akan memberinya salah satu dari tiga kemungkinan;
- disegerakan pengabulan doanya (di dunia ini), atau
- disimpan/ditabung sebagai pahalanya untuknya untuk (diberikan) di akhirat,
- atau ia dijauhkan dari keburukan yang setara nilainya (dengan doa itu)”.

Para sahabat berkata: “Jika demikian kita perbanyak (berdoa yang banyak) saja”, beliau bersabda: “ALLah memiliki yang lebih banyak (sebagai balasan dan pengkabulan)”.
(HR. Ahmad  10709).



Wilayah kedua ada pada diri kita sendiri. 
Kesembuhan/kesehatan adalah salah satu rizqi yang ALLaah swt berikan,


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda: "Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa." Seorang sahabat bertanya; 'Ya RasuluLLaah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ' RasuluLLaah ﷺ menjawab: 'Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; 'Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan'. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.'
(HR Muslim : 4918)


عَنْ ثَوْبَانَ قَال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

Dari Tsauban dia berkata, "RasuluLLaah ﷺ bersabda Sesungguhnya seseorang akan ditahan rizkinya karena dosa yang dia lakukan."
(HR. Ahmad: 21379, Ibnu Majah: 4012)


وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِخَطِيئَةٍ يَعْمَلُهَا

"Seorang tertahan dari rizkinya karena kesalahan yang telah ia lakukan."
(HR. Ibnu Majah: 87).


Sehingga menumpuknya kezaliman adalah kerugian hidup. Jika tidak diangkat dengan ampunan dan rahmat ALLaah swt maka dia rugi. Dunia akhirat.


قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata: "Ya Robb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
[QS. Al-A'raf (7): 23]


Al-Quran yang dijamin sebagai Syifa`oleh Asy-Syaafi tidak juga memberi apapun kepada yang zalim selain kerugian..


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi syifa' dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
[QS. Al-Isra' (17): 82]



Berkata Ibnul Qayyim rahimahuLLaah,

فَمَنْ لَمْ يَشْفِهِ اْلقُرْآنُ فَلاَ شَفَاهُ اللَّهُ، وَمَنْ لَمْ يَكْفِهِ فَلاَ كَفَاهُ اللهُ

Barangsiapa tidak bisa disembuhkan dengan Al-Qur`an, maka selamanya ALLaah tidak akan menyembuhkannya. Dan barangsiapa yang tidak bisa dicukupkan dengan Al-Quran, selamanya ALLaah tidak akan mencukupkannya.
(Zadul Ma’ad IV/352)



Jadikanlah terapi sebagai bagian sarana perbaikan diri dunia dan akhirat.
Jadikanlah dengan sakit apapun dan dengan terapi apapun (yang dihalalkan) mengantarkan klien dan terapisnya untuk sama-sama memperbaiki dirinya ke arah yang lebih diridhai ALLaah swt.


Semoga kita beruntung mendapatkannya..



H. Riyadh Rosyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar