بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Merefresh bagi yang pernah...
Menginfokan bagi yang belum tahu...
Menguatkan bagi yang masih ragu...
___________
ALLaah swt berfirman,
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
ALLaahu yatawaffa l-anfusa hiyna mautihaa wallatiy lam tamut fii manaamihaa. Fayumsikullatiy qodhoo 'alaihal mauta wa yursilul ukhraa illaa ajalin musammaa. Innafii dzaalika la aayaatin liqowmin yatafakkaruun
ALLaah memegang/mengambil nafs (seseorang) pada saat kematiannya dan nafs (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nafs (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nafs yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) ALLaah bagi kaum yang berpikir.
[QS. Surat Az-Zumar (39): 42]
Dalam akhir ayat itu ada isyarat bahwa peristiwa yang terkait dengan aktifitas nafs itu ada hal-hal yang bisa diamati dan menjadi tanda-tanda bagi mereka yang berfikir (yang menggunakan akalnya).
Penyebutan Nafs di dalam Al-Quran atau dalam penyebutan umum sehari-hari itu bisa beberapa maksud, diantaranya:
1. Ruh, makhluk yang menyatu dengan jasad yang jika dia terpisah maka jasad itu disebut mati atau tidur (mati besar, mati kecil). QS. 39:42, 6:93
2. Sumber daya kehidupan yg jika itu hilang/berkurang maka bisa berakibat sakit atau mati QS. 2:155.
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Dan Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
Di ayat tsb, ujian kehidupan itu dengan berkurangnya harta (al amwaal), jiwa (Al anfus) dan buah²an (Ats tsamaraat)..
Penjelasan ulama tafsir tentang yang dimaksud dengan berkurangnya Al Anfus (jamaknya nafs).
- Tafsir Al-Jalalain:
.. «والأنفس» بالقتل والموت والأمراض
berkurangnya "Al anfus" (jamaknya nafs) maknanya berkurang melalui pembunuhan, kematian dan sakit.
- Tafsir As-Sa'di:
.. والْأَنْفُسِ أي: ذهاب الأحباب من الأولاد، والأقارب، والأصحاب، ومن أنواع الأمراض في بدن العبد أو بدن من يحبه
berkurangnya Al anfus di sini bermakna "perginya (kematian)" org² yg dicintai seperti anak², kerabat dekat dan para sahabat. Bermakna juga berbagai macam sakit yg diderita seorang hamba atau org yg dicintainya.
Tafsir Al-Baghawi:
.. والأنفس الأمراض،
berkurangnya Al anfus maknanya adalah sakit
Tafsir Al-Qurthubi:
.. والأنفس قال ابن عباس : بالقتل والموت في الجهاد .
وقال الشافعي : يعني بالأمراض
Terkait Al anfus berkata Ibnu Abbas: maknanya berkurangnya melalui pembunuhan dan kematian di dalam jihad.
Berkata Imam Asy Syafi'i: yang dimaksud dengan (berkurangnya) Al Anfus adalah sakit.
Dalam hal ini Nafs disejajarkan keadaannya dg material (harta dan buah²an) yg bisa hilang/berkurang.
Dalam hal ini jika nafs itu berkurang dalam diri seseorang maka bisa berakibat kematian atau sakit.
3. Bermakna pribadi, individu, person - syakhshun, fardun. QS. 2:48, 3:145, 5:25, 28:33, 39:56
4. Bermakna sebagai pembawa nilai keadaan diri atau jati diri (bersih-kotor, baik-buruk) yang prosesnya bisa diupayakan dan itu akan menjadi tanggungjawab orang tsb sebagai bagian dari "kasab" amal perbuatannya-nya.
Dari sini dikenal nafs terbagi 3 keadaan sifat dan kondisi;
- An-Nafs al-Muthmainnah, nafs yang tenang.
- An-Nafs al-Lawwaamah, nafs yang mencela/mengoreksi dirinya sendiri.
- An-Nafs al-Ammaaratu bis-suu`, nafs yang memerintahkan keburukan.
4. Bermakna jenis atau unsur yang sama QS. 30:21,
Diri sendiri QS. 4:61
5. Bermakna 'Ain,
Hasad.
عَنْ جَابِرٍ
أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ ﷺ قَالَ أَكْثَرُ مَنْ يَمُوْتُ مِنْ أُمَّتِيْ بَعْدَ
قَضَاءِ اللّٰهِ وَقَدَرِهِ بِالْأَنْفُسِ يَعْنِيْ بِالْعَيْنِ
Dari sahabat
Jabir radliyaLLaaahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ :
Kebanyakan yang meninggal dari umatku setelah qadha dan qadar ALLaah adalah
karena al-Anfus (jama` dari nafs) yaitu Al-‘Ain.
(HR. Bukhari).
6. Bermakna darah .
Kaidah sebagian
ulama dalam fiqh
مَا لَا نَفْسَ
لَهُ سَائِلَةٌ، فَهُوَ طَاهِرٌ بِجَمِيعِ أَجْزَائِهِ وَفَضَلَاتِهِ
Segala (hewan)
yang tidak memiliki nafs (baca: darah) yang mengalir, ia suci semua bagian
tubuhnya dan semua yang keluar darinya”
[Al Mughni, 2/67].
Dalam pembahasan di sini lebih dekat kepada nafs sebagai unsur materi seperti Point 1 dan 2, yaitu makhluk yang keberadaannya bisa bersatu atau berpisah dari jasad. Yang jika bersatu maka disebut hidup atau bangun/sadar dan jika berpisah disebut mati atau tidur. Atau jika berkurang menjadi sakit atau (hingga) mati.
Dan istilah Nafs ini bisa juga dengan penamaan Ruh. Perbedaannya hanya dalam penyebutan yang disesuaikan pada posisi dan keadaannya.
Jika status dan posisinya masih terhubung bersama jasad maka lebih disebut dg nafs . Jika posisinya sudah terpisah dg jasad disebut dg ruh.
Nafs dalam pengertian 1 dan 2 itu sebagaimana yang dijelaskan oleh As-Syaikh Izzudin Abdussalaam dan beberapa ulama lainnya menyebutkan bahwa nafs dimaksud di QS. Azzumar (39) ayat 42 itu sebagai ruh yaqzhah dan ruh hayat.
Sedangkan ruh hayat (ruh hidup) itu adalah ruh yang tetap ada di badan saat manusia tertidur dan ruh itu tidak ikut mati pada saat matinya badan.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
ALLaah memegang/mengambil nafs (seseorang) pada saat kematiannya dan nafs (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nafs (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nafs yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) ALLaah bagi kaum yang berpikir.
[QS. Surat Az-Zumar (39): 42]
وقال الشيخ عز الدين بن عبد السلام في كل جسد روحان أحدهما روح اليقظة التي أجرى الله العادة إنها إذا كانت في الجسد كان الإنسان مستيقظا فإذا خرجت من الجسد نام الإنسان ورأت تلك الروح المنامات والأخرى روح الحياة التي أجرى إليه الله العادة أنها إذا كانت في الجسد كان حيا فإذا فارقته مات
Berkata asy-syaikh 'Izzuddin Abdussalaam: Di dalam jasad manusia ada dua ruh. Salah satunya adalah Ruh Yaqzhah (ruh kesadaran) yang ALLaah swt telah jalankan fungsinya yaitu jika ruh itu ada di dalam jasad maka manusia itu dalam keadaan terjaga (bangun/sadar). Dan apabila ruh itu keluar dari jasad manusia itu tidur dan ruh itu bisa melihat berbagai mimpi. Dan satunya lagi adalah Ruh Hayat (ruh kehidupan) yang ALLaah swt jalankan terhadapnya ketetapan yaitu apabila ruh hayat itu ada di dalam jasad maka jasad itu hidup dan jika terpisah dari jasad maka matilah dia.
Selanjutnya Imam 'Izzuddin menjelaskan,
ويدل على وجود روحي الحياة واليقظة قوله تعالى {الله يتوفى الأنفس} الآية تقديره يتوفى الأنفس التي لم تمت أجسادها في نومها فيمسك الأنفس التي قضى عليها الموت عنده ولا يرسلها إلى أجسادها ويرسل الأنفس الأخرى وهي أنفس اليقظة إلى أجسادها إلى إنقضاء أجل مسمى وهو أجل الموت فحينئذ تقبض أرواح الحياة وأرواح اليقظة جميعا من الأجساد ولا تموت أرواح الحياة بل ترفع إلى السماء حية
Dan keterangan tentang adanya dua ruh (yaitu) Hayat dan Yaqzhah adalah firman ALLaah swt
{الله يتوفى الأنفس} - Azzumar ayat 42 ,
Dia mengambil nafs² yang para jasadnya belum mati yaitu di dalam keadaan tidurnya. Dan Dia juga menahan nafs yang telah ditetapkanNya mati yang nafs itu tidak dikirimkan kembali kepada jasadnya.
(كتاب شرح الصدور بشرح حال الموتى والقبور للإمام جلال الدين السيوطي ص. ٣٢١)
(Kitab Syarhush Shudur Bisyarahi Haalil Mawtaa walqubuur - Imam Jalaluddin As-Suyuthi, hal 321)
Adapun kekuatan-kekuatan yang ada dalam tubuh juga disebut sebagai ruh, seperti disebutkan ruh al-basir (ruh penglihatan), ruh as-sami‘ (ruh pendengaran), dan ruh as-syam (ruh penciuman). Ruh-ruh ini adalah kekuatan-kekuatan yang ditempatkan dalam tubuh, yang akan mati bersama matinya tubuh.
Rangkuman Dari Paparan
BismiLLaahirrahmanirrahiim
Beberapa fenomena dalam kehidupan manusia yang menunjukkan bahwa nafs/ruh itu bisa lepas sebagian dari badannya dan kembali lagi:
- Fenomena yang ada terkait dengan nafsnya keluar dan orangnya masih dalam keadaan sadar ~ contohnya sebagian para dukun, para peng-elmu raga sukma,
- Fenomena yang ada terkait dengan nafs yang keluar dan orangnya tidak sadar dan masih hidup ~ tidur, pingsan, anastesia (pembiusan total)
- Fenomena amnesia (lupa ingatan): orangnya hidup, sadar dan beraktifitas tetapi kehilangan fungsi ingatannya: ada yang total dan ada yang parsial/sebagian. Di sini menunjukkan bahwa nafs pembawa data ingatan tsb sedang tidak ada atau minimal terganggu.
- Fenomena mati perasaan (emotional numbness), kehilangan rasa emosional : senang, sedih, takut, marah. Tahu bahwa itu sesuatu yang menyedihkan tetapi tidak bisa menunjukkan ekspresi kesedihannya selain hanya meneteskan air mata saja.
- Penculikan dan penawanan oleh syaitan terhadap sebagian unsur dari setiap bayi terlahir untuk dijadikan tawanannya dengan cara menusuk pinggang/rusuknya. Dan bisa bebas jika ditebus dengan menyembelih aqiqahnya. (Ibnul Qoyyim). Dan bagian unsur yang diculik itu adalah nafs-nya.
- Nafs/sukma/ruh itu terbagi dua kelompok besar: nafs yaqzhah dan nafs hayat. Yang yaqzhah tersebut adalah nafs yang menjalankan fungsi tubuh. Jika posisi yaqzhah-nya keluar dari jasad sementara hayat-nya masih ada, maka manusianya tetap hidup tapi mati secara fungsi: tidur/pingsan. ~ Syaikh Izzuddin Abdussalaam.
- Nafs yaqzhah terdiri dari banyak bagian sesuai dengan fungsi-fungsi yang melekat pada diri seseorang. Baik itu fungsi fisik anggota tubuh maupun fungsi emotional dan spiritual ~ Ibnul Qoyyim.
- Nafs bisa terlepas dari tubuh dan bisa kembali. Jika lepas nafs hayat maka nafs yaqzhah juga ikut lepas bersamanya dan itu disebut maut, kematian. Prosesnya bisa bersamaan atau diawali dulu dengan lepasnya nafs yaqzhah bagian demi bagian.
- Jika yang terlepas hanya nafs yaqzah-nya saja secara total, maka orang tersebut dalam keadaan hidup tetapi tidak sadar: tidur atau pingsan, pembiusan (anastesi). Sebagian ulama menyebut tidur dengan istilah maut sughra.
- Nafs yaqzhah bisa dengan sadar dan sengaja dikeluarkan dari tubuh seseorang, contoh: meraga sukma, meniatkan tidur.
- Nafs yaqzhah bisa merasakan/mengalami peristiwa kehidupan tanpa disertai jasadnya. Dan keadaan jasadnya ada dua macam:
- tidak sadar sama sekali seperti orang tidur (mimpi), pingsan, koma, pembiusan total, mati suri. Ini berarti nafs yaqzhah-nya tidak ada yang tersisa di badan atau sebagian besarnya keluar. Tapi setelah terbangun dia bercerita tentang apa yang dialaminya selama terlihat dia tidak sadar.
- masih bisa dalam keadaan sadar dan bisa berkomunikasi tetapi keadaannya lemah, menyampaikan keadaan yang dialaminya di alam lain. Ini berarti sebagian nafs yaqzhah-nya keluar dan sebagian masih tinggal di dalam tubuhnya.
- Keadaan kehilangan fungsi secara total atau sebagian, baik fungsi fisik anggota tubuh maupun fungsi psikis emotional-nya. Dan itu berarti terlepasnya sebagian Nafs yaqzhah. Tepatnya terlepas pada fungsi² yang hilang tersebut.
PROSES TERGANGGUNYA NAFS
PROSES MELEMAH hingga TERLEPASNYA NAFS (yaqzhah) baik sebagian kecil, sebagian besar maupun keseluruhan bisa disebabkan karena 5 keadaan:
- Perjanjian batil (Kasab maupun Nasab): ~ Nafs menjadi jaminan atau tumbal. Jumlah nafs dan fungsi yang lepas sesuai dengan kadar perjanjiannya.
- Paksaan: tusukan syaitan pada saat awal terlahir, sihir.: ~ adanya Nafs yang ditahan menjadi tawanan. Jumlah dan ukurannya sesuai dengan kadar target sasaran dan kemampuan aksesnya.
- Tekanan dan kerusakan fisik: siksaan fisik, kerja paksa, kecelakaan, keracunan (pengaruh kimia baik sintetik maupun natural): ~ bagian Nafs terlepas/tercecer, posisi lepasnya biasanya di lokasi peristiwa. Yang terlepas bagian yang terkena tekanan fisik tersebut.
- Tekanan mental: teror/intimidasi/bully, musibah.: ~ bagian Nafs terlepas/tercecer, posisi lepasnya biasanya di lokasi peristiwa. Dan biasanya melepas nafs yaqzhah di bagian fungsi yang terkait dengan persoalannya baik fungsi fisik maupun psikis. Sehingga karena tekanan mental bisa berakibat gangguan fisik ataupun mental.
- Ketertarikan yang amat sangat kepada sesuatu, baik yang diharamkan maupun yang awalnya mubah tetapi tidak dengan rambu syariat (berlebihan, mubadzir).: ~ bagian nafs ada yang tertahan di "dunia ketertarikan" itu. Misal:
- Hubungan kholwat / saling suka dengan lawan jenis yang bukan mahram, maka ada bagian nafs-nya yang diikat oleh syaitan bersama nafs lawan jenisnya. Biasanya nafs yaqzhah bagian emotional perasaan.
- Hobi yang sampai mendekati isrof bahkan tabdzir. Maka nafs yaqzhah terlepas di dunia yang disukainya itu. Untuk anak-anak, ini sangat rawan dan mudah terlepasnya. Contoh yang perlu ekstra hati-hati adalah: hobi permainan, hiburan, koleksi barang, dsb.
_____________________________
Nafs Itu Satu Kesatuan Yang Terpartisi
Nafs itu satu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian yang jumlahnya banyak, sebanyak fungsi-fungsi yang ada di dalam diri kita, baik fungsi fisik maupun psikis. Jika ada yang bermasalah karena cedera/terluka/terkontaminasi atau bahkan ada yang terlepas, maka itu akan melemahkan fungsi pada yang bermasalah tersebut. Baik masalah fisik ataupun psikis.
Apalagi jika tempat/ruang nafs itu digantikan oleh jin, maka kendali secara penuh dilakukan oleh mereka di bagian fungsi itu. Dan nafs ada yang primer dan sekunder, berdasarkan fungsinya.
___________________
Unsur Ghaib (lain-asing) Yang di Dalam Diri Manusia
Secara keberadaannya selain nafs bawaan asli, ada unsur ghaib lain/asing yang masuk ke dalam diri manusia. Dan itu ada dua kemungkinan:
1. Menempel di nafs tertentu (di bagian/fungsi tertentu di tubuh). Ini biasanya benda-benda ghaib yang dipasangkan (susuk, santet). Benda ghaib tsb dalam kondisi tertentu bisa berubah menjadi wujud fisik.
2. Menempati/menguasai ruang nafs yang hilang/terlepas. Ini biasanya jin. Atau bisa juga nafs orang lain walaupun kasusnya jarang terjadi.
Nafs Yang Terlepas Sejak Kecil
Ada nafs yang terlepas sejak kecil bahkan sejak lahir (baca kembali tentang: Jiwa Yang Tergadai). Bahkan ada juga yang sejak masih dalam kandungan ibunya.
Biasanya yang terlepas sejak kecil, diantara 5 jenis proses terganggu atau terlepasnya nafs itu karena sebab pertama yaitu perjanjian nasab dan secara khusus seperti ditumbalkan dan karena perlakuan ritual (adat) yang tidak sesuai dengan syariat. Akhirnya semakin memudahkan para jin menempati ruang kosong yang ditinggalkan nafs-nya itu.
Bagian nafs yang lepas, jika tidak kembali sementara jin-jin sudah pergi maka kemungkinan ada dua keadaan:
1. Kondisi fisik/mental akan (cepat/berangsur) melemah,
2. Ruang nafs itu akan dimanfaatkan/diisi oleh jin (kafir/fasiq) lainnya.
WaLLaahu a'lam bish showwaab,
R. Rosyadi
MasyaAllah sangat gamblang, Jazakallah khoiron katsiron
BalasHapusTerjawab sudah apa yg saya alami, terima kasih
BalasHapusAlhamdulillah , saya mendapatkan pencerahan mengenai Nafs yang selama ini tidak saya ketahui kajian nya. Jazakallah Khairan katsiran
BalasHapusJiwa yg terlepas serasa hidup tapi tak punya perasaan. Bawaannya lemas malas ngapain2 apakah nafs yg terlepas bisa kembali?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusNafs itu terlepas di bagian tertentu dan nafs itu berada di alam lain yg tdk ada aktifitas yg bisa direspon. Dan bagian yg terlepas itu terkait dg fungsi mental irodah (keinginan, gairah, semangat) biasanya lokasi utamanya di dada..
BalasHapusAmati momentum awal keadaan itu terjadi sejak kapan dan sejak ada peristiwa apa?
Dari sanalah start terapinya.
WaLLaahu a'lam.
Alhamdulillah mendapat banyak sekali tambahan ilmu, jazakumullah khairan katsiran untuk ustadz RR
BalasHapusAlhamdulillah, sudah mulai paham dengan bahasan nafs yang bisa terlepas dengan berbagai sebab seperti yang dijelaskan diatas. Pernah membaca bahwa nafs (jiwa) ibarat motor penggerak raga. Jiwa yang kuat akan menstimulasi tubuh utk sehat. Kalau peribahasa : didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat , apa pasti demikian?
BalasHapus