Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Kamis

Ruqyah Syari'yyah dengan Tulisan yang dilarutkan

MERUQYAH DENGAN TULISAN YANG DILARUTKAN

Agar kita semua tidak perlu merasa aneh/asing dengan apa yang pernah dilakukan oleh salafush shalih terdahulu dan pendapat para ulama yang menerapkan dalam kehidupan mereka, maka uraian tentang meruqyah dengan tulisan yang dilarutkan ini penting sekali untuk kita pahami.

Harapannya kita semua bersyukur dengan kemudahan syariat dan juga semoga kita tidak gamang menerapkannya hanya karena "khawatir" dianggap mirip dengan amalan para dukun atau yang sejenisnya.


، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ” فِي الْمَرْأَةِ يَعْسُرُ عَلَيْهَا وَلَدُهَا، قَالَ: يُكْتَبُ فِي قِرْطَاسٍ ثُمَّ تُسْقَى: بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَكِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللَّهِ تَعَالَى رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ، كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا

Hafsh bin ‘Abdirrahman menceritakan kepada kami, Muhammad bin ‘Abdirrahman bin Abi Lailaa menceritakan kepada kami, Al-Hakam bin ‘Utaibah menceritakan kepada kami, dari Sa’iid bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbaas radhiyaLLaahu 'anhumaa, mengenai seorang wanita yang kesusahan saat melahirkan. Ibnu ‘Abbaas berkata, “Tulislah pada selembar kertas kemudian beri ia minum dengannya: BismiLLaahil-ladziy laa ilaaha illaa Huwal Hakiimul Kariim, subhaanallaahi Ta’aala Rabbil ‘arsyil ‘azhiim, alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin, kemudian QS Al-Ahqaaf ayat 35 dan QS An-Naazi’aat ayat 76.”
(Ad-Da’awaat Al-Kabiir no. 468),

Hafsh bin ‘Abdirrahman bin ‘Umar Al-Balkhiy, Abu ‘Umar Al-Faqiih An-Naisaabuuriy, Al-Haafizh berkata ia shaduuq dan ahli ibadah.
(Taqriib At-Tahdziib no. 1410).


Pendapat 4 Madzhab


1. Madzhab Hanafiyyah

Al-‘Allaamah Muhammad Aamiin bin ‘Aabidiin Ad-Dimasyqiy Al-Hanafiy rahimahullah berkata:

اختلف في الاستشفاء بالقرآن بأن يقرأ على المريض أو الملدوغ الفاتحة، أو يكتب في ورق ويعلق عليه أو في طست ويغسل ويسقى، و على الجواز عمل الناس اليوم

Ada perbedaan pendapat dalam hal pengobatan dengan Al-Qur’an yaitu dengan membacakan Al-Faatihah kepada orang yang sakit atau tersengat binatang, atau menulis (ayat-ayatnya) di kertas lalu digantungkan, atau (menulis) pada sebuah baskom kemudian dibasuh (dengan air) dan airnya diminumkan, dan orang-orang pun beramal dengannya pada masa-masa sekarang karena kebolehan perbuatan tersebut.
(Haasyiyyah Ibni ‘Aabidiin 3/364)


2. Madzhab Maalikiyyah

Al-Imam Abu ‘Abdillaah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Faasiy, atau yang lebih kita kenal dengan nama Ibnul Haaj Al-Maalikiy rahimahullah, ia berkata :

وما زال الأشياخ من الأكابر رحمة الله عليهم يكتبون الآيات من القرآن والأدعية فيسقونها لمرضاهم ويجدون العافية عليها

Para syaikh dari kalangan tua -semoga rahmat Allah tercurah atas mereka- senantiasa menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a, lantas mereka memberi minum dengannya kepada orang-orang yang sakit dan mereka pun mendapatkan kesembuhan padanya.
(Al-Madkhal 4/121)


3. Madzhab Syaafi’iyyah

Al-Imam Muhyiddiin Abu Zakariyaa Yahyaa bin Syarf An-Nawawiy Asy-Syaafi’iy rahimahullah berkata :

ولو كتب القرآن في إناء ثم غسله وسقاه المريض فقال الحسن البصري ومجاهد وأبو قلابة والأوزاعي : لا بأس به وكرهه النخعي ؛ ومقتضى مذهبنا أنه لا بأس به

Seandainya menulis Al-Qur’an pada sebuah bejana, kemudian membasuhnya (dengan air) dan meminumkannya kepada orang yang sakit, maka Al-Hasan Al-Bashriy, Mujaahid, Abu Qilaabah dan Al-Auzaa’iy telah berkata : tak mengapa dengan yang demikian, sementara An-Nakha’iy memakruhkannya. Maka yang menjadi pilihan madzhab kami adalah bahwa perbuatan tersebut tak mengapa.
(Al-Majmuu’ Syarh Al-Muhadzdzab 2/171)

Al-Imam Taajuddiin Abu Nashr ‘Abdul Wahhaab bin ‘Aliy bin ‘Abdil Kaafiy As-Subkiy Asy-Syaafi’iy rahimahullah berkata :

وَرَأَيْت كثيرا من الْمَشَايِخ يَكْتُبُونَ هَذِه الْآيَات للْمَرِيض ويسقاها فِي الْإِنَاء طلبا للعافية

Dan aku melihat banyak para masyaikh menulis ayat-ayat Al-Qur’an ini di dalam sebuah bejana kepada orang yang sakit dan memberinya minum demi mencari kesembuhan.
(Thabaqaat Asy-Syaafi’iyyah Al-Kubraa 5/159)


4. Madzhab Hanaabilah.

Ternukil dari Imam Ahmad, riwayat-riwayat yang banyak.

قَالَ الخلال: حَدَّثَنِي عبد الله بن أحمد: قَالَ رَأَيْتُ أَبِي يَكْتُبُ لِلْمَرْأَةِ إِذَا عَسُرَ عَلَيْهَا وِلَادَتُهَا فِي جَامٍ أَبْيَضَ، أَوْ شَيْءٍ نَظِيفٍ، يَكْتُبُ حَدِيثَ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

Al-Khalaal berkata, ‘AbduLLaah bin Ahmad menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku melihat ayahku menulis sesuatu di dalam gelas putih atau suatu wadah yang bersih, untuk seorang wanita yang mengalami kesusahan ketika melahirkan, ia menulis hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhu (yakni hadits Ibnu ‘Abbas diatas).

قَالَ الخلال: أَنْبَأَنَا أبو بكر المروذي، أَنَّ أبا عبد الله جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا أبا عبد الله! تَكْتُبُ لِامْرَأَةٍ قَدْ عَسُرَ عَلَيْهَا وَلَدُهَا مُنْذُ يَوْمَيْنِ؟ فَقَالَ: قُلْ لَهُ: يَجِيءُ بِجَامٍ وَاسِعٍ، وَزَعْفَرَانٍ

Al-Khalaal berkata, Abu Bakr Al-Marruudziy memberitahu kami, bahwa seorang laki-laki datang kepada Abu ‘AbdiLLaah (Imam Ahmad), ia berkata, “Wahai Abu ‘AbdiLLaah! Maukah engkau tuliskan untuk seorang wanita yang telah mengalami kesusahan melahirkan sejak 2 hari lalu?” Imam Ahmad berkata, “Katakan kepada si laki-laki : Bawakan kemari gelas yang lebar dan za’faran (aku akan tuliskan beberapa ayat Al-Qur’an).
(Zaadul Ma’aad 4/328).

قال أبو داود في مسائل الإمام أحمد لأبي داود (٢٦٠): سمعت أحمد سئل عن الرجل يكتب القرآن في شيء ثم يغسله ويشربه ؟ قال :أرجوا أن لا يكون به بأسا

Imam Abu Daawud berkata dalam Masaa’il Al-Imam Ahmad riwayat Abu Daawud hal. 260, “Aku mendengar Ahmad ditanya mengenai seorang lelaki yang menulis ayat Al-Qur’an pada sebuah wadah, kemudian ia membasuhnya serta meminumnya? Ahmad menjawab, “Aku berharap tidak mengapa dengan perbuatan yang demikian.

_________

Pendapat ulama sesudahnya

Syaikhul Islam Taqiyuddiin Abul ‘Abbaas Ibnu Taimiyyah rahimahuLLaah menyatakan,

وَيَجُوزُ أَنْ يَكْتُبَ لِلْمُصَابِ وَغَيْرِهِ مِنْ الْمَرْضَى شَيْئًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَذِكْرُهُ بِالْمِدَادِ الْمُبَاحِ وَيُغْسَلُ وَيُسْقَى كَمَا نَصَّ عَلَى ذَلِكَ أَحْمَد وَغَيْرُهُ

Dibolehkan bagi orang yang terkena penyakit dan selainnya untuk dituliskan sesuatu dari kitab ALLaah dan DzikruLLaah dengan memakai tinta yang diperbolehkan, lalu dibasuh dan airnya diminumkan kepada orang yang sakit, sebagaimana telah di-nashkan akan hal tersebut oleh Imam Ahmad dan selain beliau.
(Majmuu’ Al-Fataawaa 19/64)


Fatwa Lajnah Daimah, Majelis Ulama Saudi Arabia.

وجاء في “فتاوى اللجنة الدائمة” (1/97) : ” وقراءة القرآن أو السنة على المريض مباشرة بالنفث عليه ثابتة بالسنة المطهرة من رقية الرسول صلى الله عليه وسلم لنفسه ولبعض أصحابه ، أما كتابة الآيات بماء الورد والزعفران ونحو ذلك ثم غمرها في الماء وشربها ، أو القراءة على العسل واللبن ونحوها ودهن الجسم بالمسك وماء الورد المقروء عليه آيات قرآنية- فلا بأس به ، وعليه عمل السلف الصالح ” انتهى

Tertera dalam Fatwa Lajnah Da’imah (1/97) : “Pembacaan Al-Qur’an atau (do’a-do’a) As-Sunnah atas orang yang sakit langsung dengan "nafts" meniupkan dengan sedikit percikan ludah pada bagian tubuh yang sakit, telah tetap berasal dari tatacara ruqyah Rasul ShalaLLaahu ‘alaihi wasallam didalam Sunnah Muthaharah, baik itu yang beliau lakukan kepada dirinya sendiri maupun kepada beberapa orang sahabatnya. Adapun penulisan beberapa ayat dengan air mawar, za’faran atau yang sejenis dengannya kemudian dicelup ke dalam air dan airnya diminum, atau membacakan Al-Qur’an pada segelas madu, susu dan yang sejenis dengannya, atau memakaikan minyak misik dan air mawar yang telah dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an padanya ke bagian-bagian tubuh tertentu, maka tidak mengapa dengannya, baginya amalan para salafush shalih. Selesai.

_____ RR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar