Selasa

Ruqyah Syar'iyyah termasuk Pengobatan

Ruqyah Syar'iyyah termasuk dlm Pengobatan

Kalau masuk dlm dunia pengobatan, maka mengetahui jenis penyakit, jenis virus, jenis lukanya (luka dalam/melebar), basah/kering, racun atau bukan...  maka itu adalah suatu yg wajar bahkan justeru kebutuhan utk kemudahan mengatasi persoalan yg ada.

Tanpa harus disebut dg "berperang dengan, menyerang, membunuhi" para virus atau hama yg mewabah, kita tetap perlu tahu jenis dan tabiat para pengganggu itu agar makhluk pengganggu itu mudah disingkirkan.

Caranya mengetahui jenis dan tabiat para makhluk itu bisa melalui literatur yg sdh ada sblmnya atau melakukan tambahan penelitian/penggalian sendiri melalui tajrubah (uji coba berulang kali) yg bisa diambil kesimpulan dan manfaatnya.

Kegamangan dan kekhawatiran Ruqyah Syar'iyyah disamakan dg dunia supranatural, dukun putih atau ilmu bela diri bukan terletak kpd istilah, penamaan, atau teknis yg digunakannya. Jika ada dalam praktek ada emiripan istilah atau penamaan hingga teknis dan sarana yang digunakan maka itu bukan merupakan pokok persoalan selama substansi (konten isi, hakikatnya) tdk melanggar syariat.

Disandingkannya kata Syar'iyyah pada kata Ruqyah itu mempertegas kontennya (isinya). Dalam dalil Al-Quran dan Sunnah, Ruqyah banyak disebut dg Ruqyah saja tanpa kata Syar'iyyah.
Hanya ada satu dalil dari hadits yg menyandingkannya dg kata Haq dan Batil (Ruqyah Haq dan Ruqyah Batil). Itu menunjukkan bhw mmg secara tujuan dan teknis akan banyak kesamaan2nya. Penggunaan kata2, tulisan, air, herbal, tiupan, usapan, olesan, dsb..... itu semua adalah teknis bukan substansif (konten).

Para sahabat sblm berIslam bnyk yg pandai meruqyah. Mrk mengenal jenis gangguan dan jenis mantera atau teknis yg diperlukan utk terapi. Sebagiannya bahkan tetap diizinkan dipakai setelah masa Islam.

Para pengobat tentunya bekerja sesuai dg kaidah2 pengobatan yg wajar. Bahwa ada yg berpraktek sebatas teknis praktis saja, atau ada yg mau mendalaminya lagi shg mengetahui jenis penyakit dan bagian yg diserangnya hingga meneliti bagian2 selnya hgg tingkat atomik, genetik.. maka itu dipersilakan. Masing2 bekerja sesuai dg kesanggupan dan kesempatan yg ALLaah swt berikan.
Jika hasil pengalaman masing2nya memberi manfaat bagi bnyk orang utk memudahkan proses penanganan kasus2 sejenis, maka itu bagian dari anugerah ALLaah swt kepada para makhlukNya.

Jika terkait dg jin.. adalah suatu karunia jika sdh tersebutkan dlm banyak literatur ttg jenis, tipe, sifat2 dan kebiasaan dst ttg keadaan mereka, maka itu juga memudahkan. Selain itu tdk ada larangan atau keharusan mengabaikan hal2 yg didapat di lapangan sbg suatu tajrubah berharga.

Contoh ttg "jin nasab" itu sulit ditemukan referensi dlm literatur klasik maupun baru. Kmdian terkait dg perjanjian dan cara memutusnya... tabiat yg berbeda antara jin nasab dg kasab atau sihir, dst.... Itu semua didapat dari pengalaman berulang kali yg kemudian menjadi suatu rumusan pola yg bermanfaat bagai siapapun yg mau menerapkannya. Adapun tingkat akurasinya bisa kuat atau lemah, krn hal tsb adalah wilayah tajrubah. Tergantung tingkat ketelitian, ketekunan, uji coba yg panjang dari mrk yg menekuninya.

Jadi, membatasi diri dari sesuatu yg tdk ditutup pintunya oleh syariat adalah suatu yg berlebihan. Jika memahami bahwa Ruqyah Syar'iyyah adalah bagian dari pengobatan maka justeru mempersilakan menggunakan kaidah2 pengobatan yg ada pada umumnya asalkan tidak keluar dari batasan2 syariat yg dibolehkan.

Jika kita ikuti perkembangan bacaan para masyayikh yg bisa menjadi rujukan, maka kita akan temukan bacaan terkait dg sihir yg buhulnya di lautan, di tanah kuburan, di pegunungan, yg terkait dg darah, bangkai hewan, dsb... Ruqyah khusus terkait dg belajar, penghalang pernikahan, pekerjaan, dsb..

Adakah literatur klasik yg membahas itu semua?
Jawabnya tidak ada. Itu semua didapat dari ketekunan praktek di lapangan yg diikuti dg pengamatan, penelitian, lalu membuat kaidah2 baru yg bermanfaat. Lalu diajarkan dan dipraktekkan oleh banyak pihak dg efek yg kurang lebih sama.

Tdk dipungkiri bhw alam jin dan alam nafs termasuk dimensi ghaib menurut ukuran inderawi manusia. Tetapi dari fakta berulang kali yg dijumpai serta pengalaman2 yg didapat saat menangani persoalannya kita semua bisa mendapatkan informasi berharga yg bermanfaat. Sebagaimana di dunia barat mrk menggunakan berbagai sarana teknologi utk riset ttg makhluk yg tdk terinderawi ini baik jin maupun ruh/nafs.

Jin terutama yg dari kelompok syaitan terus menggali apa2 yg terkait dg manusia utk memudahkan mrk melancarkan upaya2 merusaknya. Jika dg perkenan ALLaah swt kita mengetahui ttg "rahasia2 mrk" tentu ini sangat menyusahkan dan membahayakan mrk. Mereka sangat takut jika kita mengetahui lbh bnyk lagi hal2 yg bisa membahayakan mrk.

Maka janganlah dicegah segala upaya (bagi yg mau dan berkesempatan) meneliti, mengamati, mencermati dg cara yg tdk melanggar syariat utk diambil manfaatnya sebagai upaya pencegahan, terapi gangguan dan perawatan yg berkelanjutan. Bahkan perlu didorong dengan bimbingan yg benar, siapapun yg cenderung dan mendapatkan kesempatan utk melakukan hal tsb yang membawa kemanfaatan kpd banyak saudaranya.

 مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ

Barangsiapa diantara kalian yang sanggup memberi manfaat kepada saudaranya meka hendaklah ia lakukan.
(HR. Muslim).


WaLLaahu a'lam.
R. Rosyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar