Tanya jawab ustadz Riyadh Rosyadi dengan anggota group whatssApp Terapi Quran.
Tanya (1):
[25/7 13.20] :
Assalamualaikum saya mau bertanya tentang nafs, saya sudah baca blog terapi al quran (terapiquran2015.bogspot.com), saya mau tanya tentang nafs.
1. Bermimpi tentang seseorang yang dekat dengan kita atau misalnya orang yang kita sukai, itu termasuk bisikan nafs kan?
2. Apakah itu juga gangguan jin karena terlalu memikirkan sesuatu dengan begitu berat hingga menyebabkan salah satu nafs hilang dan terbawa mimpi?
Jawab (1):
[25/7 13.25] R. Rosyad:
Wa'alaikumussalaam wrwb.
1. Alam mimpi adalah alam nafs.
Salah satu type mimpi itu karena kuatnya interaksi jia (nafs) kita di saat terjaga. Apakah karena sangat suka, sangat takut, sedih, marah, malu dst bisa muncul keadaan nafs kita di alam mimpi. Contohnya termasuk yang ditanyakan itu.
2. Belum tentu itu gangguan jin. Tetapi bisa ganguan jin bisa juga gangguan nafs itu sendiri.
3. Ada juga kombinasi antara nafs khobits (kotor) dengan jin kafir/fasiq dalam dirinya yang mengendalikan nafs khobits itu.
Yang jelas, jika interaksi nafs di alam jaga (bukan tidur) berlatar belakang hal yang tidak sesuai syariat maka unsur yang terlibat adalah jin kafir/fasiq dan atau nafs yang kotor.
WaLLaahu a'lam.
___________________
Tanya (2):
[25/7 13.31] :
1. Misalnya ada orang yang kita kagumi kemudian nasehat dan perkataannya selalu teringat bahkan terbawa mimpi.
2. Ustadz interaksi jiwa itu bagaimana? Maksud saya apakah ada banyak jiwa? Atau mungkinkah ada interaksi jiwa antara dua orang?
Jawab (2)
[25/7 13.40] R. Rosyad:
1. Selama kagum dalam batas syariat dan materi nasihatnya juga sesuai, maka itu interaksi nafs (dalam mimpi) yang boleh-boleh saja.
2. Tergantung yang muncul. Kalau contohnya seperti di atas itu, kalau sosok orgnya juga muncul maka bisa jadi itu interaksi antar nafs tapi bisa jadi sosok orang itu adalah jin yang menyerupainya.
__________________
Tanya (3)
[25/7 13.31] :
1. Apa bedanya gangguan jin dengan gangguan nafs?
2. Apakah orang gila berarti kehilangan nafs?
Jawab (3)
[25/7 13.45] R. Rosyad:
1. Gangguan secara mimpi atau bukan mimpi?
Kalau ganguan mimpi: hampir tidak bisa dibedakan. Karena jin bisa saja menyerupai wujud manusia.
Kalau gangguan di alam bukan mimpi:
a. kalau gangguan jin, ciri-ciriya seperti yang banyak diuraikan dalam Cek List (http://terapiquran2015.blogspot.co.id/2015/07/penting-untuk-dipelajari-bagi-peruqyah.html?m=1)
b. kalau gangguan nafs, tergantung apakah nafs dirinya yang terganggu atau ada gangguan dari nafs orang lain, perlu penelusuran terhadap kasusnya.
2. Iya, orang gila itu jiwanya lepas (mgkin ditawan, atau tercecer) dan ruang sukma/nafs-nya ditempati oleh jin.
______________
Tanya (4)
[25/7 13.49] :
Maksud dari gangguan dari nafs orang lain seperti apa ya?
Apakah maksudnya ada orang yang lagi sensitif kemudian mempengaruhi emosi orang sekitarnya?
Jawab (4)
[25/7 14.03] R. Rosyad:
Pernah malaikat Jibril 'alaihis salaam meruqyah RasuluLLaah ﷺ, kemudian beliau menyampaikan kepada para sahabat. Kemudian kalimat ruqyah itu dikenal sebagai Ruqyah Jibril. Kalimat ruqyah tsb diantaranya yg diriwayatkan oleh sahabat Abu Sa'id Al-Khudri radhiyaLLaahu 'anhu berikut.
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْس أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
Dengan menyebut Nama ALLaah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki. Semoga ALLaah menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama ALLaah, aku mengobatimu dengan meruqyahmu.
(HR.Muslim no. 2186)
Jika orang tersebut disadarinya atau tidak memiliki nafs yang jahat, maka dengan pancaran pandangan mata maupun secara batin (jawa: mbatin) yang disertai dengki atau kagum (tapi tidak disertai doa/menyebut nama ALLaah) atau marah maka itu bisa mencelakakan pihak lain (makhluk hidup ataupun barang) yang ditujunya.
_________________
Tanya (5)
[25/7 14.21] :
Ustadz bagaimana mengenali seseorang memiliki nafs yang jahat? atau sifat nafs itu memang selalu berubah berubah?
Jawab (5)
[25/7 14.37] R. Rosyad:
Mengenali Nafs jahat (syarr atau khobits) itu dari kecenderungannya ke arah perbuatan fujur dan suu`.
ALLaah swt berfirman,
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) fujurnya (keburukan/tdk sesuai dg syariat) dan ketakwaannya.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
[Qs. Asy-Syams (91) :7-10]
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan aku (Yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafs itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafs yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
(12:53)
Pengaruh nafs syarr/khobits sepertu itu bisa didapat melalui jalur nasab, kasab, dan lingkungan (interaksi pergaulan, teman) yang semuanya mengarah kepada kemaksiatan dan kelalaian.
-- Nafs syarr/khobits dari seseorang yang saat sekarangnya (sadarnya) berada dalam fujur dan suu` maka kita perlu membentengi diri secara khusus dari orang tersebut baik dengan ilmu dan akhlaq maupun dengan Dzikir/doa.
-- Sedangkan pengaruh nafs syarr/khobits dari seseorang yang karena masa lalunya (dari nasab, kasabnya) maka kita perlu membantu mentazkiyyah org tersebut dengan cara:
1. Tadzkirah (mengingatkan) dan taushiyyah (nasihat) untuk terus membersihkan diri dan untuk sering mendoakan orang lain,
2. Mendoakan atau meruqyahnya,
3. Menutup pintu-pintu prasangka buruk terhadap dirinya.
WaLLaahu a'lam
H. Riyadh Rosyadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar