Tanya Jawab ustadz Riyadh Rosyad dengan anggota group WA Terapi Quran.
Tanya:
💭 Ada teori seperti ini yang banyak dianut dan dipraktekkan bahkan oleh sebagian "terapis muslim"
Apa-apa yang anda pikirkan dan anda percayai pikiran anda itu sendiri, maka itu benar adanya dan akan terjadi kenyataan untuk diri anda dan orang lain yang ingin anda buat percaya atas tindakan dan pikiran anda tersebut.
Bagaimana ini?
✅ Maaf,
Saran saya, jangan pakai teori itu,
Nanti tanpa sadar kita bisa "terperangkap" dalam talbis dan syubhat. Suatu saat bisa terbawa kepada "peniadaan" kepada ALLaah swt. Itu teori yang "mereka" (New Age Movement) kembangkan melengkapi MIND CONTROL mereka terhadap dunia.
Betul, bahwa mereka (kebatilan) mencari jalan masuknya dalam mempengaruhi melalui pikiran, perasaan (takut, sedih, marah, senang), dan angan-angan. Jika "gate" itu terbuka, maka mudah bagi mereka masuk. Begitulah kerja sihir (termasuk gendam/hypno), 'ain/nafs. Mereka menebar teori itu agar kita semua ikut masuk ke dalamnya. Bahwa semua terjadi karena apa yang difikirkan.
Mereka juga ingin "bersembunyi" di balik "pengabaian" fikiran.
Sihir itu dampak dari kita memikirkannya... 'Ain itu dampak dari kita memikirkannya....
Gangguan jin itu akibat dari kita memikirkannya....
Sakit ini dan itu akibat dari dampak kita memikirkannya....
Akhirnya, mereka ingin agar semuanya menganghap bahwa syaithan itu ada karena dipikirkan....
Sebaiknya kita jangan ikut mempopulerkannya yang nanti orang yang kurang bekal paham dan imannya meyakini bahwa fikirannyalah yang menentukan "nasib" dirinya.
Sekali lagi, itu sama sekali bukan teori kita.
Adapun panduan kita adalah sebagaimana dalam hadits berikut,
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِِ عَبَّاسٍٍٍِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا ، فَقَالَ
يَا غُلَامُ ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ :
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَـعِنْ بِاللهِ. وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِاجْتَمَعَتْ عَلىَ أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ ؛ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَ إِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ ؛ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيِحٌ.
وَفِي رِوَايَةٍ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ : اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّ ةِ. وَاعْلَمْ أَنَّ مَاأَخْطَأَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ ، وَمَا أَصَابَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا.
Dari Abul ‘Abbaas ‘Abdullah bin ‘Abbaas RadhiyaLLaahu 'anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi ﷺ, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Jagalah ALLaah, niscaya ALLaah akan menjagamu. Jagalah ALLaah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon (meminta), mohonlah kepada ALLaah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada ALLaah. Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan ALLaah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ALLaah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.
(HR. at-Tirmidzi, dan ia berkata, Hadits ini hasan shahih)
Dalam riwayat selain at-Tirmidzi disebutkan, Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
(HR At-Tirmidzi 2516, Ahmad 307, Ath-Thabrani 11243, Al-Hakim 541, Al-Baihaqi 192, Abu Ya'la 2549, Ibnu Sunni 245 - Shahih).
____
💭 Bagaimana kalau dengan prasangka baik hasilnya BAIK, prasangka buruk hasilnya SESUATU YANG TIDAK DIHARAPKAN??
✅ Bukan prasangka/perasaannya yang menghasilkan sepertu itu.. Sebagaimana juga bukan obat yang menyembuhkan..
Setiap kaidah, ALLaah swt selalu memberi kepastian bahwa semuanya harus dengan niat/motivasi, cara dan tujuannya hanya "karena dan kepada ALLaah swt". Tidak boleh "kosongan".
Hukum zhon itupun harus ada ALLah swt di sana. Husnuzh zhan itu dengan dan kepada ALLaah swt, semntara su-uzh zhan kepada ALLaah swt dilarang. Berprasangka kepada makhluk mutlak harus berdasarkan prasangka kepada ALLaah swt.
Doa itu dimohonkan dengan penuh takut dan harap merendahkan diri tidak berdaya, tidak boleh (seolah) memastikan..
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [QS. Al- A'raf (7): 55]
Bahwa yakin dikabulkan dalam berdoa adalah keharusan sebagai bagian PRASANGKA BAIK kepada ALLaah swt dan dengan bekal pemahaman terhadap hakikat dan jenis pengabulan doa itu sendiri...
LoA (Law of Attraction) itu teori mereka. Nggak perlulah kita pakai.
Kaidah agama kita sudah jauh lebih lengkap dan kokoh.
Doa itu pasti dikabulkan selama masih dalam prasangka baik kpd ALLaah swt bahwa akan dikabulkan.
Sementara bentuk dan kapan pengabulannya adalah otoritas ALLaah swt.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Robb kalian berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [QS. Ghafir (40): 60]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال
اُدْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ.
Dari Abu Huraitah RadhiyaLLaahu 'anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda,
Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan engkau merasa yakin akan dikabulkannya do’a.
(HR At-Tirmidzi 3479, Hasan shahih)
ٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا”، قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ قَالَ: “اللَّهُ أَكْثَرُ” (رواه أحمد ١٠٧٠٩).
Dari Abu Sa’id berkata; Nabi ﷺ bersabda: “Tidak ada seorang muslimpun yang berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan tali silaturrahim, kecuali ALLaah akan memberinya tiga kemungkinan :
- disegerakan pengabulan doanya (di dunia ini), atau
- disimpan pahalanya untuknya untuk (diberikan) di akhirat,
- atau ia dijauhkan dari keburukan yang setara nilainya”.
Para sahabat berkata: “Jika demikian kita perbanyak (berdoa yang banyak) saja”, beliau bersabda: “ALLah memiliki yang lebih banyak (sebagai balasan dan pengkabulan”. (HR. Ahmad 10709).
H. Riyadh Rosyadi
Iya say setuju sekali karena kemarin2 loa tak coba juga tidak sesuai hasilnya,,, tp alhamdulillah ilmu itu perlu diupdate dengan penjelasan diatas saya sudah paham kehidupan setiap org tidak bisa disama ka , berusaha, berdoa perbaiki diri luardalam semua pasti mudah karena Allah SWT
BalasHapus